Meskipun demikian, beliau juga menyebutkan bahwa keunggulan Starlink dalam hal kecepatan tetap dianggap menguntungkan apabila digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Alih-alih penggunaan dalam cakupan kecil, Starlink yang berbasis satelit mampu mencakup seluruh wilayah daratan dan lautan, sehingga cocok diterapkan dalam cakupan luas.
"Misal masyarakat spend internet perbulan hanya Rp300 ribu, yasudah tidak bisa menggunakan Starlink, kalau misal korporasi spend misalnya Rp5 juta per bulan, atau punya bisnis di tengah laut, itu bisa menggunakan Starlink," kata Heru.
Sementara itu, Starlink saat ini telah menyediakan layanan di 36 negara dengan cakupan wilayah terbatas. Di Indonesia sendiri, Starlink telah bekerjasama dengan Telkomsat sebagai bentuk penyediaan layanan business-to-business yang sekaligus menandakan perusahaan layanan internet tersebut telah memiliki hak labuh di tanah air. (Chasna Alifia Sya’bana)
(Saliki Dwi Saputra )