Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Layanan Internet Berbasis Satelit, Pakar: Salah Kalau Starlink Punya Biaya Murah

Redaksi , Jurnalis-Rabu, 27 September 2023 |18:02 WIB
Layanan Internet Berbasis Satelit, Pakar: Salah Kalau Starlink Punya Biaya Murah
Satelit Starlink (Foto: Sky News)
A
A
A

JAKARTA - Layanan internet berbasis satelit, Starlink menawarkan pengalaman menjelajah internet dengan kecepatan tinggi. Teknologi milik perusahaan Elon Musk yang dikabarkan akan merambah pasar RI tersebut diketahui berkecepatan hingga 200 mbps. Namun, sejumlah pakar menganggap hal tersebut juga sejalan dengan biaya yang terbilang tidak murah. 

Dilansir dari situs CNET, Rabu (27/9/2023) Starlink yang secara teknis menjadi bagian dari divisi SpaceX telah mengirimkan ribuan satelit ke luar angkasa untuk memperluas jaringan layanan internet mereka. Data terbaru pada Agustus 2023, Starlink dilaporkan telah mengorbitkan sekitar 4.519 satelit di luar angkasa.

Starlink menggunakan ribuan satelit kecil, yakni satelit LEO yang mengelilingi Bumi hanya pada ketinggian 300 mil di atas permukaan. Orbit geostasioner yang diperpendek ini disebut mampu meningkatkan kecepatan internet dan mengurangi tingkat latensi, sebagaimana dikutip dari TechTarget.

Lebih lanjut, dalam penggunaannya layanan internet Starlink membutuhkan parabola untuk menerima sinyal dan meneruskan bandwidth ke router. Pada pemasangan awal, pengguna akan menerima kit Starlink yang mencakup parabola, dudukan antena parabola, dan unit dasar router Wi-Fi. Starlink juga dilengkapi dengan kabel daya untuk unit dasar dan kabel sepanjang 75 kaki untuk menghubungkan antena parabola ke router.

Adapun harga yang dipatok untuk pemasangan awal dengan parabola dan router cukup besar yakni sekitar 499 dolar AS atau Rp7,7 juta. Dengan biaya awal tersebut, pengguna layanan internet ini juga harus membayar biaya bulanan setelahnya sekitar 199 dolar AS atau Rp3 jutaan.

Terbaru, pada 2022 Starlink dikabarkan telah memperbarui penawaran mereka lewat tiga tingkatan paket layanan dengan kecepatan dan harga yang bervariasi. Tiga paket dalam tingkat tersebut berharga 250 dolar AS, 500 dolar AS, atau 1.500 dolar AS per bulan, ditambah pembayaran awal sebesar 2.500 dolar AS untuk peralatan.

Terkait hal ini, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi sebagaimana dilaporkan Okezone juga menyebutkan bahwa meskipun kecepatan yang ditawarkan jauh lebih tinggi dari operator internet di Indonesia yang rata-rata hanya 20.5 mbps, biaya yang dibutuhkan dalam penggunaan Starlink nantinya juga tidak akan murah.

"Salah pemahaman juga apabila dikatakan starlink ini punya biaya yang murah," kata Heru dalam Market Review IDXChannel.

Meskipun demikian, beliau juga menyebutkan bahwa keunggulan Starlink dalam hal kecepatan tetap dianggap menguntungkan apabila digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar.

Alih-alih penggunaan dalam cakupan kecil, Starlink yang berbasis satelit mampu mencakup seluruh wilayah daratan dan lautan, sehingga cocok diterapkan dalam cakupan luas.

"Misal masyarakat spend internet perbulan hanya Rp300 ribu, yasudah tidak bisa menggunakan Starlink, kalau misal korporasi spend misalnya Rp5 juta per bulan, atau punya bisnis di tengah laut, itu bisa menggunakan Starlink," kata Heru.

Sementara itu, Starlink saat ini telah menyediakan layanan di 36 negara dengan cakupan wilayah terbatas. Di Indonesia sendiri, Starlink telah bekerjasama dengan Telkomsat sebagai bentuk penyediaan layanan business-to-business yang sekaligus menandakan perusahaan layanan internet tersebut telah memiliki hak labuh di tanah air. (Chasna Alifia Sya’bana)

(Saliki Dwi Saputra )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement