JAKARTA - Kebiasaan buruk netizen Indonesia disebut turut mempengaruhi tingkat kejahatan siber. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Country Manager Palo Alto Indonesia, Adi Rusli menyebut bahwa kebiasaan buruk seperti perundungan dan komentar negatif di media sosial telah mendorong para penjahat siber untuk melancarkan aksinya.

Menurutnya, para penjahat siber akan cenderung membuktikan kepada para netizen yang sering menganggap remeh kemampuannya.
"Banyak sekali orang yang memberikan komen secara arogan menjadi pendorong juga para penjahat siber membuktikan kemampuannya," kata Adi Rusli dalam diskusi bersama media, Senin (18/9/2023).
Adi Rusli mengatakan bahwa selain kebiasaan buruk netizen, konflik politik juga turut menjadi penyebab banyaknya aksi peretasan di dunia digital.
Diamencontohkan konflik yang terjadi di Rusia dan Ukraina yang mana kedua negara saling berlomba untuk mengerahkan pasukan siber. Dan ini juga mempengaruhi penjahat siber dari negara sahabat masing-masing kubu.