Ular yang kepalanya sudah terpenggal ini masih bisa mempertahankan diri, karena adanya rasa terancam dan bahkan menyerang ancaman yang dirasakannya.
Gerakan postmortem ini dipicu oleh ion, atau partikel bermuatan listrik, yang tetap berada di sel saraf ular selama beberapa jam setelah mati. Ketika saraf ular yang baru mati distimulasi, saluran di saraf akan terbuka, dan memungkinkan ion untuk melewatinya.
Hal inilah menciptakan impuls listrik yang memungkinkan otot melakukan tindakan refleksif, seperti gigitan.
(Martin Bagya Kertiyasa)