KEBERADAAN hantu masih menjadi perdebatan hingga saat ini, terutama di kalangan ilmuwan yang melihat dari sisi sains. Terlepas dari itu, tidak sedikit orang yang justru tertarik melakukan penelusuran untuk menemukan hantu.
Hantu menjadi salah satu fenomena paranormal yang paling banyak dipercaya oleh masyarakat. Tak terhitung berapa banyak orang suka menonton film horor hingga novel dan cerita hantu.
Kepercayaan seseorang terhadap hantu biasanya seringkali didasarkan pada pengalaman pribadi ketika melihat atau merasakan sesuatu yang tidak biasa. Meskipun terdengar menakutkan, namun beberapa orang justru penasaran dengan sosok hantu dan kebenarannya.
Sebagaimana dilansir dari Live Science, sebagian besar populasi di seluruh belahan dunia percaya ada roh yang selamat dari kematian untuk hidup di alam lain. Bahkan jajak pendapat Ipsos tahun 2019 menemukan bahwa 46% orang Amerika percaya pada hantu.
Kesulitan mengevaluasi hantu secara ilmiah karena setiap kejadian yang mengejutkan selalau dikaitkan dengan hantu. Misalnya pintu tertutup sendiri, kunci hilang, atau area dingin di lorong.
Sosiolog Dennis dan Michele Waskul pernah mewawancarai para narasumber tentang pengalaman mereka terhadap hantu untuk buku mereka Ghostly Encounters: Haunting of Everyday Life (Temple University Press).
Hasilnya, banyak dari mereka yang tidak yakin telah bertemu dengan hantu karena tidak dapat menemukan sosok yang menggambarkan rupa hantu. Narasumber tetap percaya bahwa kejadian yang dialaminya merupakan hal luar biasa dan tidak dapat dijelaskan.
Kesulitan sains menyelidiki hantu karena tidak adanya definisi yang disepakati secara universal tentang apa itu hantu. Ada yang menganggapnya sebagai roh orang mati yang tersesat. Ada pula yang menyebut hantu entitas telepati yang diproyeksikan ke dunia dari pikiran manusia.
Meskipun belum diketahui dengan pasti gagasan hantu, peristiwa di luar nalar atau penampakan hantu sebenarnya bisa dijelaskan dengan sains.
Seperti dirangkum dari Sun Journal, hantu maupun peristiwa supranatural bisa dialami oleh seseorang karena kekuatan sugesti. Ketika seseorang diberitahu tentang suatu tempat yang berhantu, secara psikologis dia akan menerima itu dan mengalami kejadian mistis.
Sebuah studi klasik dilakukan pada lima orang untuk menjelajahi gedung teater. Salah satu dari mereka diberitahu tempat tersebut anker. Hasilnya, satu orang peserta itu mengalami kejadian mistis yang lebih intens.
Kemudian faktor lainnya berkaitan dengan medan elektromagnetik dan suara infrasonik. Ilmuwan saraf Kanada Michael Persinger mendemonstrasikan penerapan berbagai medan elektromagnetik ke lobus temporal otak dapat menghasilkan pengalaman berhantu.
Peristiwa supranatural juga bisa dialami karena halusinasi racun. Persepsi soal hantu bisa saja muncul karena reaksi terhadap zat beracun, seperti karbon monoksida, formaldehida, dan pestisida.
Selain itu ada pula halusinasi jamur beracun yang merangsang persepsi terkait hantu. Peneliti dari Universitas Clarkson, Shane Rogers dan timnya mengamati kesamaan pengalaman paranormal dan efek halusinogen dari spora jamur.
Hal ini juga yang mungkin menjadi alasan mengapa penampakan hantu bisa terlihat di gedung tua atau ruangan tidak berventilasi sehingga kualitas udara buruk.
(Martin Bagya Kertiyasa)