“Tahap pertama roket menggunakan empat mesin metana oksigen cair Tianque-12, mencapai daya dorong 268 ton. Tahap kedua menggabungkan satu mesin Tianque-12 dan satu mesin Tianque-11, dengan yang terakhir berfungsi sebagai pendorong vernier atau pendorong kecepatan yang baik,” kata laporan tersebut, seperti dilansir dari SCMP.
Pengujian mesin TQ-12 dimulai pada Juli 2019, dengan peluncuran dilakukan setelah empat tahun penelitian dan pengembangan oleh perusahaan. Pada tahap awal pengembangan roket cair, dengan teknologi gas alam yang masih dalam tahap awal, minyak tanah dan hidrogen cair biasanya digunakan sebagai bahan bakar.
Saat ini, kualitas gas alam yang sangat baik yang dihasilkan dari ladang bermutu tinggi tertentu berarti bahwa setelah pencairan dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar mesin roket, tanpa perlu pemurnian tambahan.
Manfaat gas alam yang mencakup efisiensi pembakaran yang tinggi, ramah lingkungan, biaya rendah, dan produksi yang mudah menjadikannya pilihan yang semakin disukai para peneliti. Keuntungan lainnya adalah tidak menyebabkan karbon menumpuk di mesin.
(Martin Bagya Kertiyasa)