Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mantan CEO Ungkap 3 Negara yang Pernah Mengancam Keberadaan Twitter

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Selasa, 13 Juni 2023 |13:14 WIB
Mantan CEO Ungkap 3 Negara yang Pernah Mengancam Keberadaan Twitter
Twitter. (Foto: Reuters)
A
A
A

BEBERAPA waktu lalu negara bagian Amerika Serikat, Montana, memblokir keberadaan TikTok karena dianggap bisa mencuri data. Ini bukanlah pertama kalinya media sosial diblokir, Twitter pun sempat menghadapi ancaman pemblokiran ini, bahkan di 3 negara.

Pendiri sekaligus mantan CEO Twitter, Jack Dorsey, mengatakan bahwa media sosial Twitter pernah terancam diblokir oleh pemerintah India, Nigeria, dan Turki. Ancaman itu datang jika Twitter tidak membatasi unggahan beberapa akun tertentu.

Jack Dorsey yang menjabat sebagai CEO Twitter sampai 2021, sebelum perusahaannya dibeli oleh Elon Musk pada 2022, menjelaskan bahwa ancaman pemblokiran Twitter merupakan buntut dari kebijakan pemerintah. Negara-negara tersebut menerapkan sensor di media daring untuk membatasi aktivitas gerakan demonstrasi dan jurnalis yang mengkritik pemerintah di media sosial.

"India contohnya, India adalah negara yang menyampaikan permintaan kepada kami seputar protes petani dan seputar jurnalis tertentu yang mengkritik pemerintah," kata Jack seperti dikutip Antara dari Indian Express.

India sempat dilanda gerakan demonstrasi pada 2021 lalu karena penetapan beberapa aturan terkait pertanian yang ditentang oleh para petani di negara tersebut. Demonstrasi tersebut menjadi salah satu yang terbesar dihadapi oleh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi dan partainya Bharatiya Janata Party (BJP).

"Itu (ancaman) terwujud dalam berbagai cara seperti: 'Kami akan menutup Twitter di India,' yang merupakan pasar sangat besar bagi kami; 'kami akan menggerebek rumah karyawan Anda,' yang mana mereka melakukannya; 'kami akan menutup kantor Anda jika Anda tidak mengikutinya.' Dan inilah India, negara demokrasi," kata Jack.

Pemerintah India menyangkal tudingan terkait kebijakan sensor di media sosial. Pihaknya mengatakan hanya membatasi penyebaran hoaks dan unggahan yang mengganggu keamanan serta ketertiban negara.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement