Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

NASA Temukan Fakta Baru, Jalan-Jalan ke Luar Angkasa Bisa Sebabkan Kerusakan Otak Loh

Wahyu Sibarani , Jurnalis-Jum'at, 09 Juni 2023 |19:20 WIB
NASA Temukan Fakta Baru, Jalan-Jalan ke Luar Angkasa Bisa Sebabkan Kerusakan Otak Loh
Jalan-Jalan ke Luar Angkasa. (Foto: NASA)
A
A
A

MENJELAJAH luar angkasa memang bukan lagi impian, memang sudah ada beberapa perusahaan yang mengizinkan orang umum untuk pergi ke luar angkasa. Meskipun, untuk bepergian ke luar angkasa membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Meski terdengar menyenangkan, tapi sebenarnya berwisata ke luar angkasa ternyata tidak selamanya aman loh. Badan Pernebangan dan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA) menemukan fakta bahwa beraktivitas di luar angkasa justru bikin kerusakan otak yang mengkhawatirkan.

Kesimpulan itu didapatkan berdasarkan penelitian terhadap 30 astronot NASA yang telah bekerja di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) selama enam bulan. Penelitian dilakukan terhadap bagian otak para astronot yang ternyata mengalami perubahan yang cukup mengkhawatirkan.

Dalam penelitian itu ditemukan adanya pembengkakan du bagian ventrikel serebral atau ruang tengah di otak yang berisi cairan serebrospinal. Diketahui cairan tidak berwarna dan berair itu mengalir di dalam dan sekitar otak dan sumsum tulang belakang.

Cairan itu berfungsi untuk melindungi otak untuk membantu melindungi dari benturan mendadak dan menghilangkan produk limbah di bagian otak. Pembengkakan di bagian ventrikel serebral justru akan mengganggu kinerja cairan serebrospinal.

Saat ini pembengkakan tersebut tidak bisa disembuhkan dengan cara khusus. Para astronot hanya bisa berharap otak mereka bisa berangsur normal seiring waktu. Masalahnya adalah waktu penyembuhan justru sangat lama karena bisa mencapai tiga tahun. Jadi sangat diharapkan agar para astronot yang baru saja bekerja di luar angkasa tidak buru-buru kembali bertugas.

"Jika ventrikel tidak memiliki waktu yang cukup untuk kembali pulih hal itu dapat mempengaruhi kemampuan otak," ujar ahli saraf University of Florida, Heather McGregor, sekaligus penulis utama studi tersebut yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement