KENAPA Semut Berhenti saat Bertemu Semut Lain? Mungkin pertanyaan ini kerap hadir kala kita memperhatikan semut yang berhenti saat mereka bertemu semut lain. Lantas, kenapa semut menyempatkan diri berhenti jika bertemu semut lain?
Sebagaimana dihimpun dari Antsauthority, semut selalu berhenti saat bertemu satu sama lain untuk mengkomunikasikan ketersediaan makanan kepada sesama dan mentransfer makanan mulut ke mulut.
Mereka juga membedakan antara teman atau predator dan mengkomunikasikan bahaya satu sama lain. Mereka juga mengomunikasikan area bersarang baru, dan menariknya ini semua berlaku bagi hampir semua spesies semut.
Semut hanya berhenti selama beberapa detik atau hingga paling lama 30 menit untuk bertemu dengan semut lainnya. Mereka adalah hewan sosial seperti manusia dan hidup berkoordinasi dengan pasangan lain.
Namun, mereka memiliki sistem penciuman unik yang membuat indera penciuman mereka lebih kuat. Mereka memiliki reseptor aroma 3 hingga 5 kali lebih banyak di tubuhnya daripada hewan lain.
Setiap kali menemukan stok makanan seperti gula di mana saja, mereka langsung saling menginformasikan. Mereka meninggalkan feromon untuk memberi tahu semut lain tentang traktat dalam perjalanan mencari makanan.
Begitu mereka menemukan makanannya, mereka meninggalkan lebih banyak feromon dalam perjalanan pulang untuk mencoba makanan. Mereka berhenti dan bertemu teman sarang lainnya dalam perjalanan pulang untuk memberitahu mereka di mana makanan itu berada.
Mereka mencium makanan dan memegang sepotong kecil makanan di mulut mereka untuk memberi tahu jenis makanan yang tersedia untuk pasangan lain. Aroma makanan dapat menempel di tubuhnya, dan semut lain berhenti untuk merasakan aroma tersebut untuk mendapatkan informasi.
Jadi saling bertabrakan adalah fenomena untuk saling memberi tahu di mana makanan tersedia. Mereka juga menyentuh antena mereka untuk mengkomunikasikan apa yang diharapkan dari makanan.
Mereka juga menggosok bagian tubuh mereka dengan rekan komunitas untuk menciptakan refleks rahang. Ini akan memungkinkan mereka untuk merasakan jenis makanan yang telah mereka makan.
(Martin Bagya Kertiyasa)