Berbicara tentang hewan reptil berbahaya seperti kobra, hal yang langsung terlintas bahwa ular tersebut berbisa. Setiap orang yang terkena gigitannya pasti merasakan rasa sakit luar biasa, bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Selain berbisa, ada lagi istilah beracun. Beberapa orang masih sering menyamakan antara kedua istilah tersebut. Ada yang menyebut ular itu beracun, ada pula yang mengatakan berbisa. Lantas apa perbedaannya berbisa dan beracun?
Sebenarnya, sebagian besar ular berbahaya itu berbisa. Perbedaan mendasar dari kedua istilah tersebut tergantung pada metode pengantarannya kepada target.
Menurut ahli biologi, istilah berbisa digunakan pada organisme yang menggigit atau menyengat untuk menyuntikkan racunnya. Sedangkan istilah beracun berlaku untuk organisme yang mengeluarkan racun saat manusia atau hewan memakannya.
Artinya, sangat sedikit ular yang benar-benar beracun. Sebagian besar racun ular ditransfer melalui gigitan.
Satu pengecualian adalah ular garter, hewan berukuran kecil dan gigitannya tidak berbahaya, namun ular ini beracun untuk dimakan. Ini dikarenakan tubuhnya menyerap dan menyimpan racun mangsanya, seperti kadal air dan salamander.
Selain itu, hewan lain seperti lebah, semut, dan tawon juga berbisa meskipun tidak mengandung taring. Mamalia yang paling terkenal berbisa adalah platipus.