JAKARTA - Pengguna Facebook di Indonesia dihebohkan dengan aksi tag massal yang mencuat beberapa hari ini. Para pengguna di tag dalam sebuah unggahan yang berisi pornografi.
Mengenai kasus ini perusahaan keamanan siber Vaksincom mencoba menyelidikinya. Awalnya mereka mendapatkan informasi ini, namun ketika ingin melakukan penyelidikan, unggahan dan situs yang melakukan mention sudah hilang dihapus admin Facebook karena banyak dilaporkan pengguna. Dengan begitu tidak diketahui penyebab utama dan modus, serta masalah ini tidak dapat dianalisa dengan baik.
"Namun, ketika aksi mention ini dilakukan kedua kali, beberapa teman mengirimkan bukti ke Vaksincom sehingga bisa langsung dianalisa," kata Pakar Keamanan Siber sekaligus Pendiri Vaksincom, Alfons Tanujaya, dalam keterangannya, Kamis (22/4/2021) Menurut Alfons, posting ini memang sengaja dibuat dan dipersiapkan terlebih dahulu secara khusus.
Dalam meluncurkan aksinya terkandung aksi phishing yang bertujuan untuk mencuri kredensial Facebook korbannya.
(Baca juga: Tak Hanya Foto, Google Meet Kini Bisa Ganti Background dengan Video)
Selain itu, Facebook Page yang dibuat ini juga berbahasa Indonesia sehingga patut diduga ada orang Indonesia yang terlibat dalam aksi ini. "Metode yang digunakan untuk memancing korbannya juga tidak jauh-jauh, ibarat memancing anak kecil dengan permen guna menculiknya, korban dipancing dengan video dengan judul bombastis dan gambar seronok," jelas Alfons.
Ketika situs phishing sudah disiapkan, tentu tidak akan langsung menarik banyak korban. Alfons mengatakan, tidak mungkin menggunakan Facebook Ads karena iklan seperti ini tidak lolos sensor. Maka, mention dipilih oleh si penjahat siber sebagai cara untuk membuat situs tersebut viral. Mention sendiri mirip dengan Tag yang kira-kira seperti 'mencolek' atau menurut Facebook 'menyebut'. Facebook sendiri memang mengizinkan pengguna untuk saling mention siapa pun, meski tidak saling kenal.
(Baca juga: Apple Segera Hadirkan Sejumlah Fitur Anyar di iOS14.5 dan IpadOS 14.5)
"Hal ini dimanfaatkan dengan cerdik oleh pembuat aksi ini dan dipadukan aksi phishing yang tiap kali berhasil mencuri kredential Facebook korbannya. Maka akun tersebut langsung dipakai untuk melakukan mention massal kepada sebanyak mungkin kontak," ungkap Alfons.