Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fakta Planet Lava K2-141b, Hujan Batu hingga Angin Supersonik

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 13 November 2020 |14:24 WIB
Fakta Planet Lava K2-141b, Hujan Batu hingga Angin Supersonik
Planet Lava K2-141b. (Foto: NASA/BBC)
A
A
A

2. Perubahan suhu drastis

Meskipun K2-141b mengelilingi bintangnya dalam hitungan jam, planet itu tidak berputar pada porosnya, seperti halnya Bumi.

"Ini berarti dua pertiga planet selalu terpapar cahaya sepanjang hari, dan suhu di sisi itu bisa mencapai 3.000 Celsius," kata Profesor Cowan.

Sebaliknya di sisi berlawanan selalu berada dalam kegelapan, dan suhu di wilayah itu terjun hingga -200 derajat Celsius.

Perubahan suhu yang drastis ini menyebabkan cuaca ekstrem, serta apa yang disebut para astronom sebagai "hujan bebatuan".

Di Bumi, siklus air terdiri dari air yang menguap dari tanah yang kemudian membentuk awan di atmosfer, lalu hujan yang turun untuk mengisi kembali danau dan lautan, dan proses itu dimulai dari awal lagi.

"Jadi di K2-141b sama saja, tapi dengan bebatuan," jelas Cowan.

Baca juga: Peneliti Temukan Exoplanet di Galaksi Bima Sakti, Lebih Kecil dari Bumi 

3. Semua terbuat dari batu

Diungkapkan bahwa semua bagian dari K2-141b terbuat dari batu. "Yang harus Anda ingat adalah di planet ini, semuanya terbuat dari batu," kata Cowan.

Suhu panas di sisi siang hari planet ini sangat tinggi sehingga batuan menguap dan mineral naik ke atmosfernya yang tipis. Aneh, tapi dinilai menarik sebagai objek penelitian.

"Namun, tidak ada lapisan atmosfer di sisi malam planet ini yang sangat dingin dan beku total," tambahnya.

Perubahan drastis antara tekanan dan suhu antara sisi siang dan sisi malam planet ini menghasilkan angin supersonik –kecepatan yang kita maksud ini mencapai 5.000 kilometer per jam.

"Ini membawa uap batu ke sisi malam planet, di mana akan mengembun menjadi tetesan batu," kata Cowan.

"Pada dasarnya akan berakhir dengan hujan batu, dan terkadang bahkan batu salju, yang jatuh ke lautan magma di bawahnya," tambah dia.

"Studi ini adalah yang pertama yang memperkirakan tentang kondisi cuaca di K2-141b," tambah Nguyen sambil bersemangat menceritakan tentang apa yang dapat dideteksi, "Dari jarak ratusan tahun cahaya dengan teleskop generasi termaju."

Baca juga: Astronom Temukan "Neptunus Ultra-Panas" Berisi Karbon Monoksida 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement