Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyebut tiga prasyarat agar kebebasan pers di Indonesia lebih bisa maju dan berkembang.
Oleh karena itu, Menteri Kominfo mengajak pekerja media bisa memanfaatkan ruang digital untuk menghentikan penyebaran hoaks.
"Pertama melakukan transmisi informasinya yang benar. Kedua, transformasi informasinya juga harus baik karena tidak semua kebenaran itu berdampak baik pada masyarakat. Yang ketiga, dalam mentransmisikan informasi di era kebebasan ini, harus bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya ketika membuka Workshop ‘Penulisan Opini Melawan Hoaks’ di Jakarta, Rabu (29/01/2020).
Menteri Johnny menyampaikan, dalam menciptakan kebutuhan masyarakat di bidang informasi, maka transmisi berita berpatokan pada tiga hal tersebut.
“Pra-syarat itu muncul dari lingkungan pers saat ini. Karena undang-undaang sudah mengatur, kehadiran pemerintah untuk memastikan bahwa keadaan masyarakat ke depan berjalan normal. Ada Dewan Pers, ada KPI, dan sebagainya yang mengontrolnya. Kalau tidak bermanfaat, ya energi kita buang percuma,” tambahnya.
Menurut Menteri Kominfo, dengan menjalani hal itu, ke depan akan terwujud pers yang lebih sehat dan berkualitas.
“Ada macam-macam tentu induk pers bisa maju. Kadang-kadang ada berita-berita yang diangkat agar mempunyai nilai berita sekaligus mempunyai nilai komersial, ya itu kehebatan marketing. Untuk menciptakan kebutuhannya, untuk menciptakan keinginannya,”ungkapnya.
Menteri juga meminta agar kita tetap bisa mengendalikan freedom of pers tetap sehat, diperlukan transmisi informasi yang benar, baik dan bermanfaat sehingga akurasinya harus kita jaga.
“Era sekarang di tandai dengan era post-truth. Orang gak pandang lagi beritanya benar, salah, baik atau tidak baik, yang penting ditransmisikan kepada publik agar publik percaya dan yakin karena kepentingannya nanti itu dapat dipenuhi. Inilah tantangan-tantangan kita bersama,”ujarnya.
(Gabriel Abdi Susanto)