Dia juga melanjutkan jika industri teknologi IT saat ini memiliki banyak elemen.
"Salah satu yang paling utama adalah infrastruktur, meliputi jaringan, perangkat dan security. Elemen lainnya di atas jaringan ada aplikasi dan di atasnya lagi ada konten. Solusi IoT melingkupi seluruh elemen di atas," jelas Ismail.
Lebih lanjut, Ismail juga mengatakan jika para makers juga perlu berkreasi lebih banyak. Dia juga mengatakan jika kerjasama antara makers, developer, seluler, industri media dan universitas diperlukan.
"Pemerintah tidak saya tulis lagi karena pemerintah berada di belakang itu semua. Solusi IoT ini bisa berkembang di Indonesia, jangan sampai kita menggunakan solusi-solusi dari pihak asing. Jika sudah dipegang platform data oleh asing dan kita tidak bisa lagi menjadi tuan rumah di Indonesia sendiri," pungkas dia.
Teguh juga menambahkan jika besarnya potensi IoT di Indonesia sebesar 400 juta perangkat dengan nilai bisnis sebesar Rp444 triliun pada tahun 2022 harus segera diwujudkan sejalan dengan telah dikeluarkannya aturan PM no.1/2019 tentang Ijin Kelas dan Perdirjen NO.3/2019 Tentang LPWA (Low Power Wide Area Network).