JAKARTA – Pembajakan pada perangkat keras maupun lunak masih menjadi permasalahan saat ini, terutama perangkat lunak untuk PC. Hasil penelusuran uji coba pembelian PC oleh Microsoft ditemukan lebih dari 80% PC baru yang dilengkapi perangkat lunak bajakan di Asia terinfeksi malware.
Uji coba ini mengungkapkan bahwa empat dari lima merek PC baru di negara-negara yang diuji di Asia memuat perangkat lunak bajakan. Sampel PC dibeli di pengecer yang menawarkan PC dengan harga yang murah.
“Penjahat siber terus mengembangkan teknik mereka untuk menghindari tindakan keamanan dan menanamkan malware mereka ke dalam perangkat lunak bajakan adalah salah satu taktik yang memungkinkan mereka untuk masuk ke dalam banyak PC, mengakses dan mencuri sejumlah besar data rahasia dengan mudah,” kata Mary Jo Schade, Assistant General Counsel dan Regional Director, Digital Crimes Unit, Microsoft Asia.
Temuan-temuan ini cukup mengkhawatirkan karena pelanggan yang membeli PC dengan penawaran khusus yang umumnya murah dan dilengkapi dengan perangkat lunak cuma-cuma, tidak menyadari risiko yang mungkin dihadapi pembeli.