Ada Insentif, Penjualan Mobil Hybrid Naik

JAKARTA - Mobil hybrid mendapatkan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen. Kebijakan itu mendorong penjualan kendaraan yang memadukan mesin konvensional dengan motor listrik yang dilengkapi baterai.

1. Insentif Mobil Hybrid

Peningkatan penjualan mobil hybrid diakui Chief Executive Officer Auto2000, Anton Jimmi Suwandy. Menurutnya, kebijakan tersebut harus dipertahankan karena dapat memangkas harga mobil hybrid yang sedikit lebih tinggi akibat penggunaan teknologi baterai dan motor listrik.

"Tentu saja kembali kepada evaluasi pemerintah, tetapi sedikit banyak saya rasa insentif hybrid sangat membantu. Seperti Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid penjualannya cukup bertahan Enggak turun," kata Anton kepada wartawan, di Jakarta, dikutip pada Rabu (5/11/2025). 

Anton menyampaikan di Auto2000, penjualan mobil hybrid seperti Toyota Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross sudah mencapai 1.500 sampai 2.000 unit per bulan. Angka tersebut setara 20 persen dari total pasar yang mereka miliki di Indonesia.

"Saya rasa kalau pemerintah bisa meng-consider menjadi suatu opsi untuk mendukung hybrid atau elektrifikasi ke depannya. Ke depannya, saya rasa penjualan mobil hybrid Toyota bisa ke angka 25 hingga 30 persen. Namun, kami kembalikan kepada pemerintah," ujarnya.

Diketahui, insentif PPnBM DTP 3 persen mewajibkan mobil hybrid dirakit lokal dengan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40 persen. Program ini berlaku untuk seluruh mobil hybrid, seperti mild hybrid, strong hybrid, hingga PHEV.

Namun, insentif mobil hybrid akan berakhir pada 31 Desember 2025, dan belum ada pembahasan apakah akan berlanjut pada tahun depan. Jika insentif tidak dilanjutkan, diperkirakan harga sejumlah mobil hybrid naik.

(Erha Aprili Ramadhoni)