“Pelaku kejahatan siber kini mengkomersialisasi kejahatan digital di kawasan APJ melalui pasar bawah tanah yang terus berkembang dan operasi ransomware kompleks. Malware berbasis AI memungkinkan pelaku meluncurkan serangan dengan kecepatan dan volume yang jauh lebih besar. Tim pertahanan harus merespons dengan langkah tegas, didukung AI dan pengalaman manusia, serta bersatu menghadapi ancaman,” kata Adam Meyers, Head of Counter Adversary Operations di CrowdStrike, dalam keterangan media.
Laporan ini memberikan wawasan mendalam tentang profil pelaku ancaman dan strategi pertahanan yang efektif, sangat diperlukan untuk menghadapi lanskap ancaman siber yang terus berubah di kawasan APJ. CrowdStrike, dengan platform cloud-native Falcon® dan dukungan AI kelas dunia, terus berperan penting dalam menyediakan deteksi akurat, perlindungan otomatis, dan prioritas pengamatan kerentanan bagi organisasi di seluruh dunia.
(Rahman Asmardika)