JAKARTA - Tanzania telah memutuskan untuk memblokir akses media sosial X karena platform milik miliarder Elon Musk itu memungkinkan penyebaran konten pornografi, menurut Menteri Informasi Jerry Silaa. Dia mengatakan bahwa konten pornografi bertentangan dengan "hukum, budaya, adat istiadat, dan tradisi" Tanzania.
Warga Tanzania melaporkan bahwa akses ke X telah dibatasi dalam dua minggu terakhir setelah ketegangan politik meningkat dan akun polisi diretas, tetapi belum ada penutupan total platform tersebut.
Sebuah kelompok hak asasi manusia Tanzania memposting di X bahwa komentar Silaa mencerminkan "pola represi digital yang meresahkan" menjelang pemilihan presiden dan parlemen pada Oktober.
Pemerintah Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan dituduh semakin represif saat berkampanye untuk tetap berkuasa.
Dalam postingannya, Pusat Hukum dan Hak Asasi Manusia (LHRC) mengatakan bahwa X, yang saat itu dikenal sebagai Twitter, menghadapi penutupan serupa menjelang pemilihan umum 2020, dan "berulangnya" pembatasan tersebut menimbulkan "kekhawatiran serius tentang keterbukaan ruang digital" di Tanzania.
Dilansir BBC, aplikasi audio sosial populer Clubhouse dan layanan pesan Telegram juga tidak dapat diakses tanpa menggunakan Jaringan Pribadi Virtual (VPN), kelompok hak asasi tersebut menambahkan.
Dikatakan bahwa sangat meresahkan bahwa meskipun menteri tersebut mengonfirmasi peran pemerintah dalam pemblokiran X, pejabat pemerintah dan lembaga publik tetap menggunakan platform tersebut.
"Ketidakkonsistenan ini membingungkan publik dan merusak kredibilitas posisi pemerintah," tambah LHRC.
Dalam wawancaranya, Silaa mengaitkan larangan tersebut dengan pengumuman X tahun lalu bahwa mereka tidak akan lagi memblokir konten dewasa yang "diproduksi dan didistribusikan atas dasar suka sama suka".
Dia mengatakan bahwa X telah "mengizinkan materi seksual eksplisit, termasuk konten pornografi sesama jenis" yang melanggar "pedoman etika" daring Tanzania.
"Bahkan di YouTube, Anda mungkin melihat bahwa beberapa konten tidak dapat diakses. Itu bagian dari upaya kami yang lebih luas untuk melindungi konsumen dan memastikan bahwa semua platform daring yang beroperasi di negara kami mematuhi hukum kami," kata Silaa sebagaimana dilansir BBC.
Pada 20 Mei, pengawas internet Netblocks melaporkan bahwa Tanzania telah memblokir X setelah adanya laporan bahwa akun polisi resmi telah diretas, yang menunjukkan materi pornografi dan secara keliru mengklaim bahwa presiden telah meninggal.
Konten pornografi juga muncul di akun YouTube yang diretas milik otoritas pajak, demikian dilaporkan kantor berita AFP.
Presiden Samia mewarisi kursi kepresidenan setelah kematian Presiden John Magufuli pada 2020, dan dipuji secara luas karena memberikan kebebasan politik yang lebih besar.
Namun, para pengkritiknya mengatakan bahwa ia menunjukkan kecenderungan otoriter yang sama seperti Magufuli saat ia bersiap untuk mengikuti pemilihan pertamanya sebagai kandidat presiden dari partai yang berkuasa.
Pemerintah mengatakan bahwa Tanzania adalah negara demokrasi yang stabil, dan pemilihan umum akan berlangsung bebas dan adil.
(Rahman Asmardika)