ITB Dorong Pemanfaat Kecerdasan Buatan Berbasis Pancasila Lewat Webinar Humanizing AI

Rahman Asmardika, Jurnalis
Minggu 01 Juni 2025 19:05 WIB
Ilustrasi.
Share :

Menjamin Keadilan dan Akuntabilitas dalam Era AI

Sesi kedua memperdalam prinsip-prinsip pengembangan AI yang berpusat pada manusia. Ayu Purwarianti, peneliti dari Pusat AI ITB, menekankan bahwa AI harus selalu berada di bawah kendali manusia, menjamin keamanan data, serta transparan, dapat dijelaskan (explainable), dan akuntabel. Ia menyatakan, “AI tidak boleh berbahaya dan bertentangan dengan prinsip dan keamanan manusia.” Di sisi lain, penguatan literasi kecerdasan artifisial juga menjadi prioritas, termasuk pemahaman etika, adaptif mindset, dan pendidikan karakter sejak dini.

Iradat Wirid dari CfDS UGM mengingatkan bahwa AI yang human-centered bukan hanya tentang hasilnya, tapi juga tentang bagaimana AI dirancang dan siapa yang dilibatkan. Merujuk pada pemikir awal AI seperti Norbert Wiener dan J.C.R. Licklider, ia menekankan bahwa inovasi teknologi harus berpihak pada manusia, bukan gadget worship. Ia juga menyoroti empat tantangan besar dalam era AI: keamanan data, disinformasi, ketimpangan ekonomi, dan etika.

Indriaswati Dyah dari ELSAM menambahkan bahwa prinsip human-in-the-loop atau kehadiran manusia dalam seluruh siklus AI, dari pengembangan hingga operasional, harus menjadi prinsip utama. Ia menilai bahwa konteks Indonesia sebagai negara pengguna teknologi (bukan produsen asal) menjadikan pendekatan hak asasi manusia dalam AI semakin penting. “Kesadaran akan potensi risiko AI dalam menguatkan bias dan diskriminasi masih rendah,” ujarnya, seraya menekankan perlunya kolaborasi antar sektor di luar pemerintah.

Pendidikan AI Berbasis Etika

Panel ketiga menyoroti pendidikan sebagai fondasi ekosistem AI yang beretika dan berkelanjutan. Henke Yunkins dari Indonesia AI Society mengungkap bahwa AI bukan dirancang untuk jujur, tetapi untuk terdengar meyakinkan. Ia menekankan pentingnya empat komponen dalam pendidikan AI: literasi dasar, eksperimen, sosial-emosional, dan hasil pembelajaran yang lebih bermakna. “Pendidikan bukan soal mengejar teknologi saja, tetapi membentuk manusia. Manusia yang harus menentukan arah perkembangan AI itu sendiri,” ujarnya.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya