Sebuah studi yang diterbitkan dalam Science Advances menyatakan bahwa sinyal yang terdeteksi dapat berasal dari zat anorganik, seperti cacat pada mineral seperti fosfat dan silikat atau keberadaan ion cesium. Dr Eva Scheller, seorang ilmuwan planet di MIT dan salah satu penulis studi tersebut, menyoroti bahwa beberapa komposisi kimia dapat menghasilkan pola spektral yang serupa. Tumpang tindih tersebut, yang dikenal sebagai degenerasi dalam spektroskopi, membuat interpretasi data menjadi sulit dilakukan dengan andal. Para peneliti awal juga mengakui penjelasan alternatif ini, yang menggarisbawahi kesulitan yang melekat dalam analisis Mars jarak jauh.
Meskipun keberadaan molekul organik mungkin tidak mengonfirmasi adanya kehidupan, sejarah Kawah Jezero sebagai dasar danau purba meningkatkan signifikansi penemuan tersebut. Baik Farley maupun Scheller sepakat bahwa misi Pengembalian Sampel Mars dapat memberikan kejelasan yang diperlukan untuk menentukan apakah senyawa ini berasal dari proses biologis atau abiotik. Hingga saat itu, perdebatan seputar temuan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut, yang menggambarkan sifat penyelidikan ilmiah yang terus berkembang.
(Rahman Asmardika)