JAKARTA – Fenomena alam seperti gerhana biasanya terjadi 4 hingga 7 kali dalam setahun. Pada 2024, tercatat terjadi 4 kali gerhana, yaitu 2 kali gerhana matahari dan 2 kali gerhana bulan. Terbaru dan terakhir pada tahun ini, Rabu (2/10/2024), gerhana matahari cincin terjadi di negara-negara kawasan Amerika Selatan.
Gerhana matahari cincin di Argentina dan Chili baru saja terjadi pada 2 Oktober waktu setempat. Fenomena tahunan seperti ini menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang yang berada di wilayah yang dapat melihatnya. Ratusan bahkan ribuan orang berbondong-bondong pergi ke spot terbaik untuk melihat gerhana dengan julukan “cincin api” ini.
Terlihat di berbagai kawasan Chili dan Argentina banyak orang dengan suka cita merayakannya dengan berdansa dan berpegangan tangan satu sama lain. Tidak lupa dengan memakai kacamata khusus gerhana sebagai salah satu media yang aman dan nyaman untuk menikmatinya, dengan tujuan untuk mengurangi risiko kerusakan mata hingga kebutaan. Dengan cara itu pula juga mereka menikmati salah satu kebesaran Tuhan tersebut.
Terdapat daya tarik tersendiri fenomena gerhana matahari cincin ini, lantaran bentuk matahari dan bulan akan menyerupai cincin. Selama proses terjadinya gerhana matahari, bulan bergerak di antara matahari dan Bumi, menimbulkan bayangan di Bumi.
Dikarenakan orbit bulan mengelilingi Bumi sedikit elips, yang mengakibatkan terkadang bulan berada lebih jauh dari bumi dan terkadang lebih dekat. Jika jarak bulan berada lebih jauh dari Bumi akan menciptakan gerhana matahari cincin atau “cincin api” karena bulan tidak sepenuhnya menutupi piringan matahari dan meninggalkan cincin cahaya yang terlihat pada matahari.
Dilansir dari Aljazeera, Kamis (3/10/2024), gerhana matahari total “cincin” dapat terlihat di Chili dan Argentina, dan belahan dunia lain menyaksikan gerhana sebagian “bulan sabit”. Hanya negara yang dilewati jalur totalitas yang dapat melihat gerhana matahari total “cincin”, ketika bulan menutupi matahari, yang terlihat hanya cincin cahaya.