Ahli geologi menemukan kawah Chicxulub pada akhir 1970-an saat mencari minyak. Mereka menemukan pola melingkar anomali gravitasi di bawah Semenanjung Yucatan, yang mengisyaratkan adanya struktur besar yang terkubur.
Penggalian lebih lanjut menunjukkan bahwa itu adalah kawah tumbukan, dan pada 1990-an, para ilmuwan menghubungkannya dengan peristiwa kepunahan massal yang memusnahkan dinosaurus dan banyak spesies lainnya.
Ketika asteroid itu menghantam, serangkaian peristiwa dahsyat pun terjadi. Dampak awalnya menciptakan ledakan dahsyat, meluncurkan bola api besar dan melemparkan batuan cair dan abu ke atmosfer.
Asteroid itu juga memicu tsunami raksasa yang menghantam lautan, sementara gelombang kejut meratakan hutan dan memicu kebakaran hutan di seluruh dunia.
Salah satu konsekuensi terbesarnya adalah banyaknya debu dan sulfur yang dilepaskan ke atmosfer. Hal ini menyebabkan penurunan tajam suhu global, sebuah fenomena yang kita sebut "dampak musim dingin".
Dengan berkurangnya sinar matahari, rantai makanan mulai runtuh, dimulai dari tanaman dan juga memengaruhi herbivora dan karnivora. Bencana lingkungan ini pada akhirnya menandai berakhirnya dinosaurus dan banyak bentuk kehidupan lainnya.
Sebelum penemuan ini, sebagian besar ilmuwan meyakini bahwa objek yang bertanggung jawab atas peristiwa dahsyat itu adalah sebuah komet -- benda es dari ujung terjauh tata surya, yang sangat dingin dan sempurna untuk membentuk benda-benda langit semacam ini.
Tahun lalu, sebuah studi terperinci menggunakan simulasi statistik tingkat lanjut untuk menunjukkan bahwa komet ini memang pemicu insiden besar yang mengubah sejarah Bumi.