3. Kebocoran data paspor WNI
Juga dilaporkan oleh Teguh, kasus kebocoran yang kedua melibatkan hampir 35 juta data paspor, yang mana data-data tersebut dijual bebas di situs gelap.
Teguh memaparkan bahwa data yang bocor mencakup nomor paspor, tanggal berlaku paspor, nama lengkap, tanggal lahir, hingga jenis kelamin. Data dijual seharga $10 ribu atau setara Rp 150 jutaan.
Adapun ukuran data keseluruhan mencapai 4GB dengan keterangan tambahan menyebut data berhasil dibocorkan pada bulan Juli 2023 atau baru saja terjadi.
4. Kebocoran data KPU
Terakhir ada kebocoran data situs KPU. Diketahui peretasnya menggunakan nama anonim Jimbo, yang mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha menyebut, Jimbo membagikan 500.000 data sampel di situs BreachForums.
Beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ juga dibagikan untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut.
Ada 252 juta data yang berhasil didapatkan Jimbo. Setelah dilakukan penyaringan, jumlahnya hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari 514 kabupaten/kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan.
Di dalam data yang didapatkan oleh Jimbo tersebut memiliki beberapa data pribadi yang cukup penting seperti NIK, No. KK, nomor KTP (berisi nomor passport untuk pemilih yang berada di luar negeri).
Ada juga nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, kodefikasi kelurahan, kecamatan dan kabupaten serta kodefikasi TPS.
(Saliki Dwi Saputra )