JAKARTA – Penjualan motor listrik saat ini belum memenuhi target yang diinginkan pemerintah, meski sudah diberikan stimulus berupa subsidi Rp7 juta.
Harga yang mahal dan kurang efisien dalam mengisi daya baterai menjadi penyebab utamanya.
Seperti diketahui, motor listrik dengan kualitas mumpuni dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Namun, sistem pengisian daya baterai masih cukup lama, membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam.
BACA JUGA:
Merespons hal itu, Electrum memperkenalkan teknologi pendukung untuk motor listrik seperti baterai, Battery Swap Station (BSS), dan infrastruktur digital yang mempermudah konsumennya.
Tidak hanya itu pabrikan ini juga meluncurkan motor listrik pertamanya di Indonesia Electrum H5.
“Kami percaya peluncuran motor dan perluasan BSS memperkuat komitmen kami membangun ekosistem motor listrik yang komprehensif. Karena kami bukan hanya menawarkan harga murah, tapi juga efisiensi,” kata CEO Electrum Jack Yang di Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Untuk tahap awal Electrum H5 belum dipasarkan untuk umum, melainkan bekerja sama dengan layanan GoRide Electric dari Gojek. Ini sebagai perluasan pilot project motor listrik dari Grup GoTo.
BACA JUGA:
Pada tahap awal ini disediakan 500 unit motor listrik H5 untuk layanan GoRide Electric yang tersedia secara bertahap hingga akhir 2023. Seluruh unit juga tidak dijual, melainkan disewakan, baik motor maupun baterainya.
Selain itu tambah Managing Director Electrum, Patrick Adhiatmadja hingga akhir tahun ini akan disiapkan 150 unit BSS.
“Untuk memperluas jangkauan pengendara kami menargetkan hadirnya 150 BSS pada akhir tahun ini. Untuk itu kami berterima kasih atas dukungan dari berbagai partner strategis, salah satunya Pertamina,” kata Patrick.
Electrum sendiri masih enggan menyebut harga atau biaya sewa yang dikeluarkan pengemudi ojek online. Namun untuk baterai, Patrick menjelaskan untuk biaya rental satu baterai dikenakan Rp48 ribu, dan dua baterai Rp52 ribu.
(Imantoko Kurniadi)