JAKARTA – Kapan oksigen ditemukan di Bumi sering dipertanyakan. Sebab, oksigen merupakan salah satu elemen terpenting yang mendukung kehidupan. Seperti diketahui, oksigen diperlukan dalam sistem pernafasan manusia. Lalu, bagaimana bumi bisa mendapatkan oksigennya?
Dikutip dari Britannica, Selasa (3/10/2023), sudah banyak peneliti yang telah menemukan kapan oksigen ini terbentuk. Pada tahun 1772, seorang ahli kimia dari Swedia, Cal Wilhelm Scheele, memperoleh oksigen dengan memanaskan kalium nitrat, oksida merkuri, dan banyak zat lainnya.
Joseph Prietsley, melakukan penelitian secara mandiri dan menemukan oksigen pada tahun 1774 melalui dekomposisi termal oksida merkuri. Di tahun yang sama, Prietsley langsung mempublikasikan temuannya tersebut. Prietsley menjadi orang pertama yang diketahui menemukan asal oksigen sebelum akhirnya Scheele mempublikasikan temuannya tiga tahun setelahnya.
Selain itu, ahli kimia asal Prancis, Antoine-Laurent Lavoisier pada tahun 1775 hingga 1780-an membantah teori phlogiston, yang sebelumnya telah diterima. Dia mengamati bahwa oksigen memiliki kecenderungan untuk berinteraksi dengan berbagai zat untuk membuat asam, dan dia memberi unsur oksigen (oxygène) istilah Yunani untuk "pembentuk asam."
Saat ini, molekul oksigen membentuk 21% dari udara yang dihirup manusia. Namun, gas ini tidak selalu ada dalam jumlah yang sangat besar untuk dapat mendukung kehidupan. Bahkan, selama 2 miliar tahun pertama sejarah Bumi, gas ini sebagian besar tidak ada di atmosfer. Lantas bagaimana awal mula oksigen terbentuk di bumi?
Dilansir dari MIT, Selasa (3/10/2023), mereka telah melakukan penelitian yang melaporkan bahwa atmosfer Bumi pada awalnya mengalami peningkatan oksigen yang besar dan tidak dapat dipulihkan sejak 2,33 miliar tahun lalu. Selama periode ini, peristiwa oksigenasi besar dimulai, dan peningkatan lebih lanjut terjadi di kemudian hari dalam sejarah Bumi.
Peristiwa Oksigenasi Besar (Great Oxygenation Event/GOE) merupakan suatu periode yang diyakini para ilmuwan menandai dimulainya keberadaan oksigen secara permanen di atmosfer. Perkiraan sebelumnya menyebutkan permulaan GOE terjadi sekitar 2,3 miliar tahun yang lalu, meskipun dengan ketidakpastian puluhan hingga ratusan juta tahun.
Para ilmuwan juga telah menentukan bahwa kenaikan awal oksigen di atmosfer, meskipun kecil, terjadi hanya dalam waktu 1 hingga 10 juta tahun. Hal ini memicu serangkaian peristiwa yang pada akhirnya mengarah pada munculnya kehidupan multiseluler.
Meskipun oksigen tidak ada di atmosfer pada saat itu, sebagian besar ilmuwan setuju bahwa oksigen kemungkinan besar telah berfermentasi di perairan 3 miliar tahun yang lalu sebagai hasil dari fotosintesis sianobakteri.
Peneliti menemukan fraksinasi besar isotop sulfur-34, yang mengindikasikan lonjakan kadar sulfat laut pada waktu yang sama. Sulfat tersebut dihasilkan dari reaksi antara oksigen atmosfer dengan mineral sulfida dalam batuan di darat, dan sulfur dioksida dari gunung berapi.
Sulfat ini kemudian digunakan oleh bakteri yang hidup di lautan dan bernapas dengan sulfat untuk menghasilkan pola tertentu sulfur-34 di lapisan sedimen berikutnya yang berumur antara 1 dan 10 juta tahun setelah transisi S-MIF.
Hasilnya menunjukkan bahwa penumpukan awal oksigen di atmosfer relatif cepat. Sejak kemunculan pertamanya 2,33 miliar tahun yang lalu, oksigen terakumulasi dalam konsentrasi yang cukup tinggi sehingga menimbulkan efek pelapukan pada batuan hanya 10 juta tahun kemudian. Namun, proses pelapukan ini akan melepaskan lebih banyak sulfat dan logam tertentu ke saluran air dan akhirnya ke lautan. (Taja Aurora Bianca)
(Saliki Dwi Saputra )