Bos Renault Berharap Mobil Pabrikan China Bebas Berjualan di Eropa

Wahyu Sibarani, Jurnalis
Selasa 05 September 2023 11:38 WIB
Ilustrasi mobil pabrikan China. (Doc. Autonews)
Share :

JAKARTA - CEO Renault Group, Luca de Meo, tidak ingin mobil-mobil China dihambat untuk masuk ke kawasan Eropa.

Saat menghadiri pameran otomotif IAA Mobilty Munich 2023, Senin (4/9/2023) kemarin, Luca mengatakan Eropa tidak perlu mengikuti jejak Amerika Serikat yang membuat aturan ketat agar mobil-mobil China tidak leluasa berjualan.

"Yang bisa kita lakukan adalah menerimanya, mempelajari mereka, dan tidak menyalahkan keadaan," ujar Luca, dikutip dari Autocar, Selasa (5/9/2023).

Di ajang IAA Mobility Munich 2023, Renault bahkan harus berbagai panggung dengan mobil-mobil China lainnya seperti Nio, SERES, BYD, dan lain-lainnya.

Diketahui di IAA Mobility Munich 2023 tak kurang dari 41 persen pesertanya adalah mobil-mobil dari negeri Tirai Bambu.

Luca menambahkan datangnya pemain-pemain baru yang berkembang dengan cepat bukan berarti mereka akan mendominasi pasar. Jadi tindakan Amerika Serikat yang mengeluarkan peraturan Inflation Reduction Act (IRA) guna menekan perkembangan mobil China dianggap tidak perlu.

Dia bahkan mencontohkan kondisi yang pernah terjadi dimana mobil-mobil Jepang dan Korea Selatan membanjiri Eropa. Hingga kini mobil-mobil yang datang dari kedua negara tersebut belum juga berhasil mendominasi wilayah Benua Biru.

"Jika dilihat dari keadaanya sekarang mobil-mobil non Eropa di Eropa itu hanya 25 persen. Tidak sampai 95 persen. Jadi kita tidak punya alasan melarang mereka yang ingin masuk dan ingin memberikan pilihan baru buat masyarakat Eropa," jelas Luca.

Dia justru melihat serbuan mobil-mobil China justru terjadi karena adanya dukungan yang kuat dari pemerintah China kepada mereka.

Dari situ China berharap agar Eropa juga melakukan hal yang sama pada mobil-mobil Eropa.

Selain itu, Luca juga berharap European Comission mau mendengar apa yang dibutuhkan oleh produsen mobil-mobil Eropa. Selain itu dia meminta agar kebijakan atau peraturan yang diterapkan tidak perlu harus menekan pabrikan China.

Salah satunya mengenai masalah dekarbonisasi. Dia mengatakan mobil listrik bukan satu-satunya solusi final untuk dekarbonisasi. Masih banyak cara lain yang bisa dilakukan dan tidak merugikan.

 "Kebijakan yang ada saat ini justru melarang kami untuk melakukan strategi yang berbeda," tandasnya.

(Imantoko Kurniadi)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya