Hanya saja upaya itu sebaiknya dilakukan dengan cepat. Upaya itu menurutnya harus berkejaran dengan kondisi yang tengah terjadi saat ini.
Dia memang mengapresiasi beberapa sektor swasta yang berupaya keras untuk mengurangi terjadinya perubahan iklim yang sangat drastis. Contohnya sektor perkapalan yang kini mulai memanfaatkan energi terbarukan. "Hanya saja saat ini itu semua masih belum cepat. Dibutuhkan tindakan dramatis untuk mengatasi hal ini," harapnya.
Dia juga berharap negara-negara maju juga bisa membantu negara-negara berkembang untuk mengatasi kondisi yang terjadi saat ini. Dia meminta agar mereka bisa berkomitmen memberikan bantuan USD100 miliar atau setara Rp1.500 triliun per tahun guna memerangi perubahan iklim.
"Buktinya sudah ada dimana-mana. Manusia telah menyebabkan kehancuran. Ini bukan berarti membuat kita putus asa tapi meminta kita untuk beraksi," ucapnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)