PT Esport Star Indonesia (ESI) akan membawa game Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) karya anak bangsa, Fight of Legends, ke 100 sekolah di wilayah Jadobetabek tahun ini dalam rangka event bertajuk Fight of Legend Goes to School.
Nielson Tanaya, Competition Section Head PT ESI mengatakan kepada MNC Portal Indonesia kegiatan tersebut dilakukan guna mengenalkan game Fight of Legends kepada para pengguna yang rata-rata adalah anak-anak sekolah menengah.
"Tahun ini kita menargetkan hadir di 100 sekolah dalam event Fight of Legends Goes to School. Saat ini sudah ada 15 sekolah yang kita sambangi," ujar Nielson Tanaya.
Salah satu sekolah yang disambangi oleh Fight of Legends Goes to School kali ini adalah SMK PGRI 2, Depok, Jawa Barat. Di sekolah tersebut PT ESI mengajak para siswa SMK PGRI 2 untuk melakukan kompetisi Fight of Legends.
Nielson Tanaya mengatakan selain mengenalkan game Fight of Legends, PT ESI juga berupaya mengubah perspektif akan game online yang kerap dipandang negatif oleh masyarakat.
Menurutnya saat ini masih banyak orang beranggapan bahwa game online hanya kegiatan yang buang-buang waktu dan tidak menghasilkan. Nielson Tanaya justru mengatakan Fight of Legends justru sangat jauh berbeda dengan game-game online yang ada saat ini. "Di Fight of Legends kami memberikan reward dan uang tunai. Di sekolah ini kami mengajak mereka berkompetisi hingga Level 2," jelasnya.
Kehadiran game Fight of Legends diapresiasi langsung oleh para siswa SMK PGRI 2 Depok, Jawa Barat. Banyak dari mereka tidak menyangka game tersebut justru karya anak bangsa.
Salah satu siswa, Indra, mengatakan untuk sebuah game buatan dalam negeri Fight of Legends tidak kalah dengan game lain yang sejenis. "Kaget juga karena game-nya buatan Indonesia. Ada hadiahnya juga yang bikin seru," jelas Indra.
Dia sendiri berharap ke depannya game Fight of Legends bisa terus ditingkatkan lagi. Pasalnya game tersebut memang masih memiliki banyak peluang untuk jadi lebih keren lagi. "Kalau dibanding game-game lain, Fight of Legends ini cukup selevel," tuturnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)