KECERDASAN buatan atau Artificial Intelligence (AI) memang banyak membantu manusia dalam berbagai bidang. Meski demikian, AI pun diperkirakan memiliki sisi negatif yang cukup besar.
Bahkan, saking mengkhawatirkannya perkembangan AI, Geoffrey Hinton yang dijuluki Godfather of AI memilih untuk keluar dari Google, sehingga dia dapat bersuara lebih banyak terkait dengan bahaya penggunaan AI.
Seperti yang dilansir dari laman engadget, pendapat ini pun diamini oleh para pemimpin industri. Mereka menyebut mitigasi risiko AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala sosial lainnya, seperti pandemi Covid-19 dan perang nuklir.
Ucapan tersebut diposting ke pusat keamanan AI, dengan misi mengurangi risiko skala sosial dari kecerdasan buatan.
Penandatangan masalah risiko AI tersebut, dilakukan oleh berbagai tokoh ternama yang berkecimpung di bidang AI, seperti kepala eksekutif OpenAI, Sam Altman dan kepala Google DeepMind, Demis Hassabis.
Sementara itu, Peneliti pemenang Penghargaan Turing Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio, yang dianggap oleh banyak orang sebagai bapak AI modern, juga menjadi pihak yang memperingatkan risiko penggunaan AI.
Pernyataan para pemimpin industri tersebut terhadap risiko AI bukan yang pertama, karena sebrlumnya di bulan Maret 2023 lalu, Elon Musk, Steve Wozniak dan lebih dari 1.000 orang lainnya, menyerukan jeda enam bulan pada AI, untuk memungkinkan industri dan publik mengejar terknologi secara efektif.
"Beberapa bulan terakhir telah melihat laboratorium AI terkunci dalam perlombaan di luar kendali untuk mengembangkan dan menyebarkan pikiran digital yang semakin kuat yang tidak seorang pun, bahkan pembuatnya dapat memahami, memprediksi, atau mengontrol dengan andal," Bunyi surat pernyataan para pemimpin industri tersebut seprti yang dikutip dari engadget.