Burung memiliki suhu inti yang lebih tinggi daripada mamalia. Perbedaan suhu dengan lingkungannya membuat burung menguap lebih pendek untuk menarik udara yang lebih dingin.
Kesimpulan serupa juga terungkap dalam studi tahun 2016 yang melibatkan manusia. Ditemukan bahwa menguap terpendek (0,8 detik) berasal dari tikus, sementara menguap terpanjang (6,5 detik) berasal dari manusia.
“Melalui penghirupan udara dingin secara bersamaan dan peregangan otot di sekitar rongga mulut, menguap meningkatkan aliran darah yang lebih dingin ke otak, dan dengan demikian memiliki fungsi termoregulasi,” jelas etologis Andrew Gallup dari State University of New York.
Penelitian ini tidak menghubungkan ukuran otak dengan kecerdasan, hanya ingin melihat kaitan ukuran otak dan jumlah neuron yang ada di dalamnya dengan menguap.
(DRA)
(Andera Wiyakintra)