Jongkie menyebutkan, kemungkinan produk otomotif, khususnya kendaraan listrik dapat terserap relatif tinggi karena pendapatan per kapita masyarakat di Indonesia yang masih rendah akan memaksa pabrikan kendaraan menghadirkan produk kendaraan listrik murah.
Beberapa pabrikan menyatakan kesiapannya untuk menghadirkan kendaraan listrik pada tahun ini. Beberapa mobil listrik yang dipastikan hadir pada tahun ini, antara lain, DFSK Mini ev, MG, Mercedes-Benz EQE SUV, Chery EQI, Kia Niro ev, Hyundai Ioniq 6 dan BMW i7.
Agar penjualan kendaraan listrik meningkat, pemerintah menginisiasi untuk memberikan insentif berupa pemotongan harga kendaraan listrik dan hybrid. Menperin menyebutkan, syarat untuk mendapat insentif adalah kendaraan listrik tersebut harus diproduksi di Indonesia.
“Insentif akan diberikan kepada pembeli yang membeli mobil atau motor listrik yang mempunyai pabrik di Indonesia,” kata Menperin.
Insentif yang diberikan relatif cukup besar, yakni Rp80 juta untuk mobil listrik dan Rp40 juta untuk mobil hybrid. Sedangkan untuk sepeda motor, insentif yang diberikan sebanyak Rp8 juta untuk motor listrik dan Rp5 juta untuk biaya konversi motor konvensional ke listrik.
Tercatat ada beberapa mobil hybrid yang dipastikan mendapat insentif dari pemerintah, antara lain, Wuling Almaz Hybrid, Suzuki Ertiga Hybrid, dan All New Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid.
Ia mengapresiasi produsen otomotif yang mampu menjembatani masyarakat mulai menggunakan mobil listrik dengan menghadirkan kendaraan hybrid. Hal ini penting untuk dilakukan agar masyarakat mulai berpindah meski perlahan-lahan.
Karena, semua stakeholder sadar bahwa tidak mungkin masyarakat tiba-tiba berpindah dari konvensional ke kendaraan listrik sepenuhnya. Selain karena harga mobil listrik saat ini belum terjangkau, infrastruktur penunjang kendaraan listrik belum sepenuhnya siap.
Persiapan infrastruktur kendaraan listrik
Agar pertumbuhan kendaraan listrik semakin massif, pemerintah mendorong kepala daerah untuk menciptakan ekosistem kendaraanlistrik di berbagai daerah. Sebelumnya, Budi Karya sempat meminta Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartino menciptakan ekosistem kendaraan listrik.
Penyediaan ekosistem dapat dilakukan dengan cara menyediakan titik-titik stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).