JAKARTA – Merawat infrastruktur jalan agar tetap awet atau tahan lama dapat dilakukan dengan membatasi muatan kendaraan, khususnya truk atau angkutan barang. Salah satu cara mengukur berat kendaraan adalah menggunakan weight in motion (WIM).
Saat ini WIM sudah digunakan di beberapa ruas jalan tol di Indonesia. WIM dapat digunakan untuk mengukur apakah truk mengalami kelebihan muatan. Perangkat ini cukup efektif untuk menindak truk yang melakukan praktik over dimension over loading (ODOL).
WIM dinilai lebih efektif digunakan ketimbang jembatan timbang. Karena, WIM dapat digunakan mengukur kendaraan tanpa harus memberhentikan truk di jembatan timbang.
WIM didesain untuk menghitung berat keseluruhan kendaraan, berat per ons, jarak poros dan kecepatan kendaraan. Bagaimana cara kerja WIM?
Dilansir dari berbagai sumber, WIM bekerja dengan menggunakan sensor yang tertanam di permukaan jalan. Sensor ini mengumpulkan data dan menghitung berat setiap kendaraan yang lewat.
WIM bekerja dengan menggunakan sensor berjenis strip yang peka pada tekanan yang dipasang pada alur 2-3 cm yang dipotong pada perkerasan jalan.
Dalam sensor strip, berbagai bahan penginderaan digunakan, termasuk piezo-polimer, piezo-keramik, kapasitif dan piezo-kuarsa. Sistem penginderaan ini bergantung pada suhu dan algoritme digunakan untuk mengoreksinya.
Agar kinerjanya optimal, perangkat ini harus dipasangkan dengan kamera tilang elektronik yang dapat menangkap pelat nomor dan gambar kendaraan dan mengirimnya ke database.
Kendaraan yang terindikasi kelebihan muatan akan langsung terdeteksi dan memberikan peringatan ke petugas pengawasan. Mobil patroli yang telah siaga di jalan akan menghentikan kendaraan tersebut untuk menilang.
Untuk memastikan terjadi pelanggaran, truk harus harus kembali diukur dengan timbangan stasioner yang dipasang di titik pemeriksaan.
(Citra Dara Vresti Trisna)