Selain itu, kelimpahan oksigen yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan karbon di awan tebal mengungkapkan bahwa WASP-39b terbentuk lebih jauh dari bintangnya daripada orbitnya saat ini.
Seorang profesor astronomi dan astrofisika di University of California di Santa Cruz bernama Natalia Batalha mengatakan data seperti ini adalah pengubah permainan.
Pengamatan tersebut bahkan memungkinkan para astronom untuk menguji metode yang suatu hari dapat membantu mendeteksi kehidupan di planet ekstrasurya lain.
Deteksi akan bergantung pada analisis atmosfer serupa yang dilakukan pada WASP-39b, kemudian membandingkan hasilnya dengan model planet asing.
Jika planet ini menampilkan lebih banyak oksigen daripada yang diprediksi oleh model tersebut, misalnya, itu bisa menjadi tanda kehidupan.
Namun, WASP-39b, bagaimanapun, karena kedekatannya dengan bintang induknya, adalah kandidat yang mustahil untuk menampung kehidupan di luar Bumi karena suhu di planet ini melonjak hingga 900 derajat Celcius.
(Ahmad Muhajir)