Isi tulisan tersebut membawa pesan yang sama, di mana berisi tentang dukungan untuk Raja Mesir saat itu, Ptolemy V. Prasasti kuno tersebut dibuat untuk memberi informasi kejayaan sang raja sehingga dibuat dalam tiga bahasa agar masyarakat dapat membacanya.
Pada dasarnya proses untuk memecahkan bahasa yang telah punah sangatlah sulit. Dibutuhkan waktu yang cukup lama dan proses yang panjang bagi ilmuwan untuk menerjemahkannya. Mereka murni melakukan penyandian langsung tanpa kode enkripsi, tetapi tetap berhasil untuk menerjemahkannya.
Proses penerjemahan bahasa yang sudah punah seperti ini salah satunya menggunakan metode saling silang antarbahasa. Bukan hanya untuk Hieroglyph Mesir saja, tetapi bisa juga untuk Persia Kuno, Elam, dan Babilon.
Saat ini, para ilmuwan tengah mencoba menerjemahkan bahasa dan menghidupkan kembali bahasa-bahasa yang sudah punah dengan bantuan Artifical Intellegent (AI). Dengan adanya prasasti sejarah dari berbagai peradaban tersebut, kita jadi tahu gambaran tentang sejarah ribuan tahun yang lalu.
(Ahmad Muhajir)