Contohnya, yakni pengguna yang terverifikasi atau mendapatkan centang biru, hingga profil resmi pemerintah.
Diketahui, Twitter memang tengah menerapkan kebijakan baru untuk mengatasi penyebarluasan informasi yang salah, termasuk seputar invasi Rusia ke Ukraina.
Twitter mengatakan, pihaknya mendefinisikan krisis sebagai situasi di mana ada ancaman yang dapat berdampak pada kehidupan, keselamatan fisik, kesehatan, atau penghidupan dasar.
Kebijakan itu, awalnya akan fokus pada konflik bersenjata internasional, kemudian nantinya akan ditujukan untuk peristiwa lain seperti penembakan massal atau bencana alam.
"Garis waktu untuk pekerjaan ini, dimulai sebelum perang di Ukraina pecah. Kebutuhan akan kebijakan ini menjadi sangat jelas ketika konflik di Ukraina berlangsung," ujar Roth.
(Ahmad Muhajir)