Idenya adalah untuk menggabungkan apa yang kita ketahui tentang teori partikel dan apa yang kita ketahui tentang teori gravitasi. Tahap awalnya, mereka menggunakan model matriks sederhana yang terdiri dari blok angka.
Metode itu, merupakan kerangka kerja standar yang digunakan dalam komputer kuantum di mana teori partikel diwakili oleh string satu dimensi.
Biasanya, penerapan metode tersebut membantu peneliti menemukan keadaan dasar, yang menurut Rinaldi penting karena memungkinkan orang lain membuat sesuatu.
Dengan menggunakan model yang mereka lakukan, para peneliti dapat menggambarkan seperti apa gravitasi di dalam lubang hitam.
Apakah alam semesta benar-benar sebuah hologram? Iya dan tidak. Ketika seseorang membayangkan hologram, mungkin memikirkan komunikator holografik dari film fiksi ilmiah seperti Star Wars.
Namun, dalam kasus ini, apa yang dimaksud Rinaldi dan rekan penulisnya adalah cara bagian dalam lubang hitam bertemu dengan bagian luarnya.
Sebab, bagian dalam lubang hitam tidak sesuai dengan teori gravitasi, ia direpresentasikan dalam ruang 3D saat ruang-waktu bergerak melewatinya.
Namun, di permukaan, lubang hitam terlihat dua dimensi. Ini memberikan tampilan holografik karena kita tidak melihatnya sebagai objek 3D. Sebab, teori partikel tidak bekerja dalam tiga dimensi.
Oleh karenanya, beberapa orang percaya bahwa bagian alam semesta lainnya dapat bekerja dengan cara yang sama. Namun, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa isi lubang hitam seperti hologram.
(Ahmad Muhajir)