JAKARTA - Manusia membutuhkan tidur untuk menjaga tubuh agar tetap sehat. Terkini, ilmuwan mengungkap peran penting tidur dalam kesehatan otak manusia.
Dikutip Voaindonesia, mereka mengidentifikasi adanya transisi mendadak terkait fungsi tidur yang terjadi pada seseorang seiring bertambahnya usia. Ketika manusia berusia 2,4 tahun, tidur tidak lagi berfungsi sebagai pembentukan otak, melainkan beralih ke pemeliharaan dan perbaikan.
Kantor berita Reuters mengutip para peneliti, Jumat (18/9), melaporkan mereka melakukan analisis statistik pada data dari lebih dari 60 studi tentang tidur. Mereka melihat waktu tidur, durasi tidur, gerakan mata cepat, ukuran otak dan ukuran tubuh. Kemudian peneliti tersebut merancang model matematis untuk melihat bagaimana tidur berubah selama perkembangan.
Menurut para ilmuwan, pada dasarnya ada dua jenis tidur, masing-masing terkait dengan gelombang otak dan aktivitas saraf tertentu. Tidur dengan mata bergerak cepat dan acak di belakang kelopak mata tertutup (Rapid Eye Movement/REM), adalah tidur nyenyak dengan mimpi yang terasa nyata. Tidur tanpa gerakan mata (non-REM) sebagian besar ditengarai sebagai tidur tanpa mimpi.
Selama tidur REM, otak membentuk koneksi saraf baru dengan membangun dan memperkuat sinapsis yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi, memperkuat pembelajaran, dan mengkonsolidasikan ingatan. Sinapsis adalah persimpangan antara sel saraf, atau neuron.