Dia mempresentasikan penelitiannya di sebuah acara yang dijalankan oleh American Association for the Advancement of Science.
Sementara Landrum tidak secara eksplisit menyalahkan YouTube atas kenaikan jumlah orang percaya Bumi yang datar, ia percaya bahwa Google bisa berbuat lebih banyak untuk menghentikan penyebaran gagasan yang salah secara ilmiah.
Baca juga: Supermoon Bisa Disaksikan di Indonesia, Waspada Pasang Air Laut
"Ada banyak informasi bermanfaat di YouTube tetapi juga banyak informasi yang salah. Algoritma mereka membuatnya mudah berakhir di 'lubang kelinci', dengan menyajikan informasi kepada orang-orang yang akan lebih rentan terhadapnya," katanya, seperti dilansir The Guardian.