JAKARTA - Pada 2030-an badan antariksa berencana untuk meluncurkan misi berawak ke planet merah dengan tujuan untuk menemukan kehidupan yang ada di luar Bumi. Namun, ternyata pencarian tersebut berpotensi berbahaya bagi astronot.
Dilansir dari Dailystar, seorang peneliti, Dr. Barry DiGregorio mengatakan bahwa gambar yang telah dikeluarkan robot Curiosity milik NASA adalah jejak fosil yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Ia menuduh bahwa NASA menutup-nutupi kebenaran sehingga tidak membahayakan pendanaan misinya hanya dalam waktu kurang dari satu dekade.
Kini, pakar dari Universitas Buckingham telah memperingatkan bahwa perlu upaya untuk mencari alien atau astronot menghadapi kematian. Dr. Grigio mengatakan bahwa astronot dapat terkena mikroba dan virus patogen yang tidak diketahui bagaimana mengendalikannya.
Hal ini menjadi alasan mengapa sangat penting untuk menerbangkan alat deteksi kehidupan tambahan ke Mars, untuk memastikan aman saat mengirim manusia atau mengembalikan sampel ke Bumi. Dr. Grigio juga menyarankan agar melihat skenario yang dihadirkan Elon Musk , bagaimana ia berbicara tentang mengirim manusia ke Mars yang sama sekali tidak masuk akal.
Menurut Dr Grigio, Elon Musk telah mengabaikan fakta bahwa kemungkinan ada kehidupan mikroba di Mars dan juga harus dipastikan bahwa pemukaan Mars steril. Jadi, jika mengirim astronot ke Mars dan astronot mati karena penyakit patogen dari mikroba asli, maka tidak akan ada misi lain untuk kembali ke sana karena kondisi yang mengerikan.
Baca juga: Curiosity, Robot NASA Pamer Panorama Mars