Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Xiaomi Diduga Tuntut Karyawan Bekerja hingga Hampir 12 Jam, Cuti Bisa Kena Penalti

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Jum'at, 25 April 2025 |14:39 WIB
Xiaomi Diduga Tuntut Karyawan Bekerja hingga Hampir 12 Jam, Cuti Bisa Kena Penalti
Xiaomi Diduga Tuntut Karyawan Bekerja hingga Hampir 12 Jam, Cuti Bisa Kena Penalti (Ilustrasi/Gizmochina)
A
A
A

JAKARTA - Perusahaan teknologi Xiaomi dikabarkan menuntut karyawannnya bekerja dengan jam kerja di atas normal. Banyak karyawan bekerja setidaknya 11,5 jam bahkan hingga 15 jam sehari. 

1. Karyawan Bekerja 11,5 Jam

Melansir Gizmochina, Jumat (25/4/2025),  Xiaomi menghadapi pengawasan menyusul laporan di China yang menuduh perusahaan tersebut diam-diam mendorong karyawannya untuk bekerja lembur berlebihan. Sebuah unggahan di Maimai, layanan mirip LinkedIn yang populer di China, mengklaim Xiaomi mengharuskan staf untuk bekerja setidaknya 11,5 jam sehari.

Mereka yang jam kerjanya kurang dari 8 jam diduga diminta untuk menyerahkan penjelasan tertulis. Karyawan yang secara konsisten mendapat peringkat rendah dalam total jam kerja dilaporkan menjadi sasaran wawancara internal. Dalam beberapa kasus, mereka ditekan untuk mengundurkan diri.

Yang lebih memprihatinkan, beberapa karyawan Xiaomi mengonfirmasi klaim ini kepada media China, Jiupai News. Laporan internal dari karyawan menunjukkan, situasinya bervariasi tergantung pada departemennya.

Seorang karyawan dari divisi telepon seluler perusahaan mengatakan setiap tim tampaknya beroperasi dengan patokannya sendiri. Di beberapa kelompok, jam kerja harian minimum ditetapkan pada 10,5 jam. Sementara di kelompok lain, mencapai 14 atau 15 jam sehari. Tim mereka sendiri dilaporkan beroperasi dengan persyaratan 12,5 jam.

Menurut Jiupai News, ekspektasi ini tidak didokumentasikan secara formal. Para manajer dilaporkan menyampaikannya secara lisan untuk menghindari meninggalkan jejak di atas kertas.

Seorang karyawan Xiaomi yang berkantor pusat di Shanghai memberi tahu Jiupai News, departemen mereka memberlakukan rata-rata 11,5 jam, yang secara efektif menciptakan hari kerja pukul 9 pagi hingga 8.30 malam.

Karyawan lain, yang berkantor pusat di Jiangsu, mengklaim tim mereka beroperasi dengan jadwal 12 jam. 

"Pimpinan menegur saya karena peringkat saya yang rendah," katanya. 

 

2. Cuti Picu Penalti Lembur

Sistem tersebut dilaporkan juga memberikan penalti kepada karyawan karena mengambil cuti. Menurut beberapa laporan, bahkan satu hari libur dalam sebulan dapat menurunkan rata-rata jam kerja harian di bawah 8, yang memicu pengawasan tambahan. Pekerja kemudian diharapkan untuk mengganti waktu tersebut dengan bekerja lembur di hari-hari lainnya.

Mungkin yang lebih memprihatinkan adalah seberapa lama hal ini dilaporkan telah berlangsung. Seorang karyawan mengatakan kepada Jiupai News, Xiaomi telah beroperasi dengan cara ini selama hampir dua tahun. Satu-satunya hal yang baru adalah perhatian publik.

Konsekuensi dari kegagalan memenuhi harapan tidaklah kecil. Seorang karyawan mengatakan, mereka diharuskan untuk menyerahkan refleksi tertulis setelah mencatat kurang dari 10,5 jam. Di Beijing, yang lain mengatakan bahwa mereka yang terus mendapat peringkat rendah dalam jam kerja menghadapi peringatan dari manajemen, dan jika keadaan tidak berubah, evaluasi kinerja mereka dapat terpengaruh.

Staf yang dialihdayakan tampaknya menghadapi penegakan yang lebih ketat. Seorang pekerja kontrak mengatakan, departemen mereka mengamanatkan tepat 11 jam kerja setiap hari, tidak dirata-ratakan, tetapi dihitung per hari. Jika mereka bekerja kurang dari itu, mereka akan dipanggil keesokan paginya. Jika hal ini terjadi berulang kali, mereka berisiko langsung dipecat.

Namun, hingga kini Xiaomi belum memberikan komentar resmi tentang situasi tersebut.
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement