Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mobil Listrik Lebih Mudah Dirakit Ketimbang Konvensional, Ini Alasannya

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Selasa, 28 Januari 2025 |16:04 WIB
Mobil Listrik Lebih Mudah Dirakit Ketimbang Konvensional, Ini Alasannya
Mobil Listrik Lebih Mudah Dirakit Ketimbang Konvensional, Ini Alasannya (Ilustrasi/Dok Neta Auto Indonesia)
A
A
A

JAKARTA - Pabrik Handal Indonesia Motor (HIM) saat ini diramaikan dengan brand China yang memproduksi kendaraannya. Sebagian besar brand tersebut merakit mobil listrik di Indonesia untuk dipasarkan di Tanah Air.

1. Mobil Listrik Lebih Mudah Dirakit Dibandingkan Mobil Konvensional

Wakil Presiden Komisaris PT Handal Indonesia Motor (HIM), Jongkie Sugiarto, mengungkapkan perbedaan perakitan mobil listrik dan konvensional. Ia menyebutkan, perakitan mobil listrik jauh lebih mudah ketimbang mobil konvensional atau mesin pembakaran internal (internal combustional engine/ICE). 

"Ya, pasti ada (perbedaannya). Satu tidak ada mesinnya dan pakai baterai di bawah. Bedanya. Tapi remnya sama, setirnya sama. Suspensinya sama. Joknya sama. Tempat duduknya dipasang juga. Dashboard sama semuanya," kata Jongkie di Jakarta, belum lama ini.

Selain itu, perakitan mobil listrik dikatakan Jongkie jauh lebih cepat ketimbang mobil konvensional. Itu karena komponen mobil listrik jauh lebih sedikit dibandingkan mobil konvensional.

"Mungkin tidak banyak juga (perbedaan komponennya). Sekitar 15-20 persen. Listrik lebih gampang (perakitannya)," ungkap Ketua I Gaikindo itu.

2. Teknisi Indonesia Bisa Rakit Mobil Listrik

Diketahui, perakitan mobil listrik dikatakan membutuhkan peralatan khusus dalam perakitannya. Pasalnya, ini berkaitan dengan listrik tegangan tinggi yang bisa berbahaya bagi pekerja.

 

Menurut Jongkie, teknisi di Indonesia bisa melakukannya dengan baik asal diberi kesempatan langsung. Hal itu mengingat tak banyak perbedaan dalam proses produksi mobil listrik dan mobil konvensional.

"Kita di Indonesia ini perlu skilled worker yang memang diajarkan ke situ dan lain-lain. Praktisi langsung. Itu yang kita butuhkan di Indonesia. Ya, insinyur perlu juga. Tapi jangan lupa kita kan tidak mendesain lagi. Kita kan langsung membuat praktisi. Ya seperti sayalah ini. Saya kan montir," ujarnya.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement