Sebelumnya, sistem TeraByte InfraRed Delivery (TBIRD) milik Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan NASA juga telah mencapai transmisi laser hingga 100Gbps. Namun, menurut Wang, muatan sistemnya lebih besar dan lebih berat, dengan berat 20 kg.
Selain itu, sistem perusahaan ini juga menggunakan "unit penerima darat berbasis truk, yang membuatnya bergerak”, alih-alih ke sebuah observatorium seperti TBIRD. Menurutnya, opsi ini dapat mempercepat aplikasi teknologi ini untuk berbagai penggunaan.
Bagi yang belum tahu, 6G merujuk pada teknologi komunikasi nirkabel generasi keenam. Saat ini, 5G adalah iterasi tercepat dari teknologi tersebut, tetapi 6G bertujuan untuk menjadi jaringan yang lebih terintegrasi yang kemungkinan akan menggabungkan komunikasi terestrial, udara, dan satelit untuk jangkauan universal.
Dengan kecepatan data yang melebihi 1 Tbps dan latensi serendah 100 mikrodetik, 6G kemungkinan akan beroperasi pada pita frekuensi yang lebih tinggi daripada 5G, termasuk spektrum terahertz (Thz).
Diwartakan NDTV, laporan tentang teknologi ini muncul sehari setelah Beijing mengklaim telah mengembangkan stasiun pangkalan 5G seluler pertama di dunia yang siap digunakan dalam kondisi medan perang. Stasiun ini disebut menawarkan transmisi berkecepatan tinggi, sangat aman, dan data rendah untuk hingga 10.000 pengguna dalam radius tiga kilometer.
Dikembangkan bersama oleh China Mobile Communications Group dan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), yang terakhir mengklaim telah menguji teknologi tersebut bahkan ketika unit militer bergerak dengan kecepatan 80 km/jam melalui medan perkotaan atau pegunungan dan di bawah gangguan elektromagnetik.
(Rahman Asmardika)