Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Waspada Kejahatan Siber, Ini Tips Aman Berbelanja Online di Harbolnas dan Musim Liburan 2025

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 10 Desember 2024 |22:23 WIB
Waspada Kejahatan Siber, Ini Tips Aman Berbelanja Online di Harbolnas dan Musim Liburan 2025
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA – Musim belanja akhir tahun seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas 12.12) biasanya disertai dengan tren lonjakan aktivitas online dan transaksi keuangan antara konsumen dan pihak penjual. Tren ini dapat dimanfaatkan pelaku kejahatan siber untuk melakukan aksinya dan meraup keuntungan dair korbannya.

Untuk mencegah hal ini terjadi, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan sibernya menjadi lebih tinggi lagi.

Berdasarkan laporan National Cyber Security Index (NCSI), indeks keamanan siber global Indonesia pada tahun 2023 adalah 63,64 dari 100 poin, menempatkan Indonesia di peringkat ke-49 dari 176 negara dalam hal keamanan siber. Hal tersebut menunjukkan bahwa keamanan siber di Indonesia masih rentan terhadap berbagai jenis serangan siber.

Kerentanan ini berpotensi semakin meningkat di musim liburan, dengan peningkatan jumlah aktivitas belanja dan transaksi pembayaran online oleh masyarakat—seperti pencarian penawaran dan promo belanja terbaik hingga pemesanan perjalanan liburan, pembelian tiket, hingga transfer uang antarnegara untuk hadiah liburan.

Sejumlah potensi aksi yang dapat dilakukan oleh pelaku kejahatan siber pada momen tersebut, seperti: phishing, pemalsuan situs web, dan penipuan pembayaran terhadap para konsumen yang tidak menaruh curiga. Untuk itu, berbagai pihak yang terlibat perlu mengimplementasikan langkah-langkah keamanan siber yang lebih kuat di seluruh titik rentan aktivitas dan transaksi online.

"Ketika konsumen Indonesia berada di era digital, keamanan aktivitas online menjadi hal yang sangat penting untuk diprioritaskan. Lini pertahanan utama adalah pendekatan proaktif terhadap keamanan siber. Para pelaku bisnis harus memperkuat keamanan platform mereka, sementara konsumen harus tetap waspada untuk memastikan transaksi online yang aman dan terjamin, terutama selama periode puncak belanja di musim liburan seperti Harbolnas," ujar Adi Rusli, Country Manager untuk Palo Alto Networks di Indonesia.

Harbolnas 12.12 yang jatuh pada 12 Desember setiap tahun merupakan salah satu peristiwa yang dapat memberikan gambaran terhadap perilaku konsumen, tercermin dari metode pembayaran online mereka yang sebagian besar mengandalkan transaksi perbankan digital.

 

Agar tetap aman, konsumen dan segala pihak yang terlibat harus lebih waspada terhadap keamanan online mereka khususnya pada saat transaksi dan antusiasme online yang tinggi seperti di musim liburan saat ini.

Berikut sejumlah praktik yang sebaiknya dilakukan untuk memastikan pengalaman belanja online yang aman saat musim liburan, sebagaimana disarankan perusahaan keamanan siber Palo Alto Networks:

  1. Verifikasi Keaslian

Periksa kembali email dan penawaran sebelum mengklik tautan apa pun. Waspadai kesalahan eja, domain yang tidak biasa, dan tautan atau lampiran dokumen yang mencurigakan.

  1. Gunakan Autentikasi Multi-Faktor (MFA)

Aktifkan MFA untuk semua akun, terutama saat berbelanja online, untuk memberikan lapisan keamanan ekstra.

  1. Berbelanja melalui kanal resmi

Hindari situs web yang tidak resmi atau tidak dikenal. Pilihlah platform belanja online yang sudah terverifikasi, terpercaya, dan aman.

  1. Waspadai Penipuan Phishing

Berhati-hatilah dengan penawaran yang tampaknya terlalu muluk untuk dipercaya serta email konfirmasi pesanan palsu.

  1. Perkuat Kata Sandi

Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk semua akun online dan pertimbangkan menggunakan pengelola kata sandi untuk keamanan tambahan.

  1. Hindari Berbagi Informasi Pribadi

Jangan pernah memberikan informasi pribadi yang bersifat sensitif seperti NIK atau informasi perbankan untuk permintaan yang tidak diotorisasi.

 

Selain dari sisi masyarakat, bisnis juga perlu memperkuat pertahanan terhadap ancaman siber. Ancaman yang umum terjadi selama periode puncak liburan termasuk serangan APK (perangkat lunak berbahaya yang menargetkan aplikasi seluler), taktik rekayasa sosial seperti deepfake, penipuan phishing, yang mengecoh individu untuk membagikan informasi sensitif, serta serangan ransomware, yang dapat mengunci sistem penting sampai permintaan uang tebusan dibayarkan. Selain itu, serangan Distributed Denial of Service (DDoS) dapat membanjiri situs web ritel dengan traffic, sehingga menyebabkan potensi downtime dan mengganggu pengalaman pelanggan.

Melalui integrasi deteksi ancaman, respons, dan perlindungan data yang komprehensif ke dalam framework Zero Trust, perusahaan dapat meningkatkan visibilitas, merampingkan operasi keamanan, dan memungkinkan respons ancaman secara real-time. Pendekatan ini tidak hanya melindungi data sensitif, tetapi juga memastikan pengalaman pengguna yang bebas kendala serta menyeimbangkan perlindungan dan kenyamanan bagi konsumen.

"Dengan menumbuhkan budaya kewaspadaan dan keamanan secara proaktif, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan orang lain dengan lebih baik, di tengah era ancaman siber yang terus berkembang," tutup Adi.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement