Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penelitian Terbaru Ungkap Adanya Potensi Kehidupan di Planet Uranus

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Minggu, 17 November 2024 |15:19 WIB
Penelitian Terbaru Ungkap Adanya Potensi Kehidupan di Planet Uranus
Penelitian terbaru ungkap adanya potensi kehidupan di planet uranus dan bulannya. (NASA/BBC)
A
A
A

JAKARTA - Planet Uranus dan lima bulan terbesarnya kemungkinan bukan planet yang steril dari kehidupan. Hal ini sebagaimana anggapan para ilmuwan selama ini. 

Malah sebaliknya, Uranus dan lima bulannya mungkin memiliki lautan. Bahkan, bulan-bulannya boleh jadi mampu mendukung kehidupan. Demikian dikatakan para ilmuwan, melansir BBC, Minggu (17/11/2024).

Selama ini sebagian besar dari apa yang diketahui soal Uranus dan lima bulannya dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa Voyager 2 milik NASA yang berkunjung hampir 40 tahun lampau.

Namun, analisis terbaru menunjukkan, kunjungan Voyager bertepatan dengan badai matahari yang kuat. Ini menimbulkan gagasan yang menyesatkan tentang seperti apa sebenarnya sistem Planet Uranus.

Uranus adalah planet di bagian terluar tata surya. Uranus punya cincin es dan merupakan planet paling dingin dari semua planet. Posisinya miring ke samping, seolah-olah telah terguling sehingga bisa dibilang yang paling aneh.

Pertama kali umat manusia melihat Uranus dari dekat adalah pada 1986. Ketika itu Voyager 2 terbang melewatinya dan mengirimkan kembali gambar-gambar sensasional dari planet tersebut dan lima bulan utamanya.

Namun, yang lebih mengejutkan para ilmuwan adalah data yang dikirimkan Voyager 2 menunjukkan sistem Uranus bahkan lebih aneh dari perkiraan sebelumnya.

Pengukuran dari instrumen pesawat ruang angkasa tersebut menunjukkan planet dan bulan tersebut tidak aktif, tidak seperti bulan-bulan lain di tata surya bagian luar.

Pengukuran tersebut juga menunjukkan, medan magnet pelindung Uranus terdistorsi secara aneh. Medan magnet tersebut tergencet dan terdorong menjauh dari Matahari.

Medan magnet sebuah planet memerangkap gas dan material lain sehingga tidak bisa keluar dari planet dan bulan-bulannya. Gas dan material tersebut bisa berasal dari lautan atau aktivitas geologi. Namun, Voyager 2 tidak menemukan apa pun yang menunjukkan Uranus dan lima bulan terbesarnya steril dan tidak aktif.

Hal ini merupakan kejutan besar karena Uranus tidak seperti planet-planet lain beserta bulan-bulannya di tata surya.

Misteri ini baru dipecahkan puluhan tahun kemudian. Analisis baru menunjukkan Voyager 2 terbang melewati Uranus pada hari yang buruk.

Penelitian terbaru menunjukkan, saat Voyager 2 terbang melewati Uranus, Matahari sedang mengamuk dan menciptakan angin matahari yang kuat sehingga kemungkinan menyapu material-material tersebut dan mendistorsi medan magnet untuk sementara waktu.

Dr William Dunn dari University College London mengatakan, jadi selama 40 tahun kita memiliki pandangan yang salah tentang seperti apa Uranus dan lima bulan terbesarnya.

“Hasil ini menunjukkan bahwa sistem Uranus bisa jadi jauh lebih menarik daripada yang diperkirakan sebelumnya. Mungkin ada bulan di sana yang memiliki kondisi yang diperlukan untuk kehidupan, mungkin dia punya lautan di bawah permukaannya yang mungkin penuh dengan ikan!” katanya.

 

Linda Spilker adalah seorang ilmuwan muda yang bekerja untuk program Voyager ketika data Uranus masuk. Dia sekarang masih menjabat sebagai ilmuwan proyek untuk misi Voyager.

Dia mengatakan senang mendengar tentang temuan baru tersebut, yang telah dipublikasikan di Jurnal Nature Astronomy.

“Hasilnya menarik, dan saya sangat gembira melihat bahwa ada potensi kehidupan di sistem Uranus,” katanya kepada BBC News.

"Saya juga sangat senang karena banyak hal telah dilakukan dengan data Voyager. Sungguh menakjubkan bahwa para ilmuwan meninjau kembali data yang kami kumpulkan pada tahun 1986 dan menemukan hasil dan penemuan baru."

Dr Affelia Wibisono dari Dublin Institute of Advanced Studies, yang tidak terkait dengan tim peneliti, menggambarkan hasil tersebut sebagai "sangat menarik".

"Ini menunjukkan betapa pentingnya meninjau kembali data lama, karena terkadang di balik data tersebut ada hal baru yang dapat ditemukan, yang dapat membantu kita merancang misi eksplorasi ruang angkasa generasi berikutnya,” ujar peneliti keturunan Indonesia tersebut.

Itulah yang sedang dilakukan NASA, yang terdorong antara lain karena hasil penelitian baru tersebut.

Sudah hampir 40 tahun sejak Voyager 2 terakhir kali terbang melewati Uranus dan bulan-bulannya. NASA berencana untuk meluncurkan misi baru, Uranus Orbiter and Probe, untuk kembali mengamati wilayah itu secara lebih dekat dalam 10 tahun mendatang.

Menurut Dr Jamie Jasinski dari NASA, yang punya ide memeriksa ulang data Voyager 2, misi tersebut perlu mempertimbangkan hasil penelitiannya saat NASA merancang instrumen dan merencanakan survei ilmiah.

“Beberapa instrumen untuk wahana antariksa masa depan sebagian besar dirancang dengan ide-ide dari yang kami pelajari saat Voyager 2 terbang melewati sistem tersebut di tengah peristiwa abnormal.

“Jadi, kami perlu memikirkan kembali bagaimana tepatnya kami akan merancang instrumen pada misi baru tersebut, sehingga kami dapat menangkap ilmu pengetahuan yang kami butuhkan untuk membuat penemuan dengan sebaik-baiknya”.

Wahana antariksa Uranus milik NASA diharapkan tiba pada tahun 2045. Pada saat itulah para ilmuwan berharap untuk mengetahui apakah bulan-bulan es yang sangat jauh ini, yang pernah dianggap sebagai dunia mati, punya kehidupan.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement