Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengapa Cincin Uranus Tidak Setebal Cincin Saturnus

Andera Wiyakintra , Jurnalis-Sabtu, 25 Februari 2023 |15:00 WIB
Mengapa Cincin Uranus Tidak Setebal Cincin Saturnus
Mengapa Cincin Uranus Tidak Setebal Cincin Saturnus?
A
A
A

Seperti yang sudah kita ketahui, Saturnus adalah satu-satunya planet yang cincinnya dapat terlihat jelas menggunakan teleskop. Sebenarnya Saturnus bukanlah satu-satunya planet yang memiliki cincin? Keempat planet terluar Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus semuanya memiliki memiliki cincin.

Tapi, cincin Uranus cukup membuat para ilmuwan kebingungan selama beberapa dekade. Para ilmuwan telah mengetahui Uranus memiliki 11 cincin seperti itu sejak tahun 1970-an, kemudian menemukan dua cincin lagi pada tahun 2005, sehingga jumlahnya menjadi 13 cincin. Secara keseluruhan, cincin-cincin ini melingkupi orbit planet ini, seperti yang dikutip dari Deccanherald.

Belum banyak yang bisa diketahui tentang cincin-cincin planet ini. Cincin Uranus terdiri dari serpihan-serpihan yang lebih besar dari bola golf, dan tidak ada debu yang menyelimuti cincin tersebut, tidak seperti cincin-cincin planet luar lainnya.

BACA JUGA:Ternyata Planet Bumi Memiliki Banyak Kesamaan dengan Tubuh Manusia

Ada puing-puing di antara cincin-cincin tersebut, dan lebar cincinnya sekitar 20 sampai 100 kilometer, sekitar 100 kali lebih sempit dari cincin Saturnus. Cincin Uranus juga terbuat dari material-material yang jauh lebih gelap daripada cincin-cincin planet-planet luar lainnya yang tidak merefleksikan cahaya matahari, sehingga sulit untuk diamati dengan teleskop.

Uranus berbeda dengan planet-planet lainnya - sumbu rotasinya miring 98º terhadap bidang tata surya. Sampai saat ini, para ilmuwan tidak tahu apa penyebabnya. Tapi, cincin-cincinnya mungkin bisa memberi petunjuk.

Karena planet ini berotasi mendatar di atas “perut”nya, cincin-cincinnya terlihat memiliki posisi yang vertikal berbeda dengan Saturnus. Para astronom menduga Uranus ditabrak oleh objek yang massanya dua kali lebih besar dari Bumi saat masa pembentukan Tata Surya, sehingga memiringkan porosnya untuk selamanya.

Tabrakan ini tidak hanya membentuk cincin dari puing-puing hasil tabrakan tersebut, tapi seiring berjalannya waktu, cincin itu sendiri juga bisa menyebabkan orbitnya semakin miring. Karena sumbu rotasi planet dan puing-puing hasil tabrakan tidak sejajar, keduanya bisa saja bersaing untuk mencapai keseimbangan. 

(Andera Wiyakintra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement