"Mungkin sekitar 80 persen-nya diesel. Kalau kita lihat demand yang sudah ada sekarang gitu ya. Kalau SPK baru bisa resmi hari ini (usai peluncuran)," kata Anton.
Anton mengungkapkan sejak dipamerkan pada GIIAS 2024 hingga Oktober 2024, daftar pemesanan Hilux Rangga sudah mencapai 700-800 unit. Sehingga, pengumuman harga ini diharapkan dapat membuat angka pemesanan semakin bertambah.
"Dalam waktu dekat ini, kira-kira (target) per bulan rata-rata sekitar 500 unit, 400-500 unit. (Di GIIAS 2024) jadi ini semacam inden list prospek gitu. Sekitar 700 sampai 800 unit. Mudah-mudahan melihat dari animonya yang cukup baik bisa memenuhi target kita," tuturnya.
Meski Toyota Hilux Rangga baru saja meluncur, muncul wacana untuk TAM membawa versi hybrid.
Diketahui, saat ini hampir seluruh model Toyota memiliki versi hybrid.
"Tergantung dari infrastruktur suatu negara dan kesiapan negara tersebut. Mengacu pada itu, kami juga menunggu respon dari customer, sesegera mungkin. Tetapi secara teknis mungkin saja, tetapi untuk timeline kita harus pelajari dulu," kata Regional Chief Engineer of Hilux Rangga, Jurachart Jongusuk, di kesempatan sama.
Sementara itu, Vice President Director PT TAM Henry Tanoto menyampaikan mesin hybrid memang terbukti bisa mereduksi penggunaan bahan bakar hingga 50 persen. Namun, Toyota tetap mengutamakan kebutuhan konsumen ketika menawarkan sebuah produk.
"Kita dari Toyota ingin sebenarnya bagaimana hybrid ini terbukti cukup baik, mereduksi fuel consumption 40-50 persen agar bisa lebih banyak digunakan masyarakat baik sektor private atau komersial. Tapi intinya adalah kembali kepada kebutuhannya, kebutuhan masyarakat terhadap hybrid itu seperti apa," ujarnya.
"Jadi itu yang sedang kita pelajari, bagaimana pola behaviour teman-teman pelaku usaha atau UMKM apakah itu akan sesuai seandainya kita punya (Hilux Rangga) hibrida," tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)