Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Peneliti Sebut Pisang Terancam Alami Kepunahan, Ini Faktanya

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 21 Agustus 2024 |10:23 WIB
Peneliti Sebut Pisang Terancam Alami Kepunahan, Ini Faktanya
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
A
A
A

PISANG yang biasa dijual di toko buah dan kita konsumsi disebut menghadapi ancaman kepunahan fungsional karena jamur yang disebut sebagai Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc) ras tropis 4 (TR4). Patogen ini menyebabkan penyakit layu Fusarium pada pisang (FWB), yang merupakan salah satu penyakit tanaman paling merusak yang kita ketahui.

Dilansir IFL Science, FWB, juga dikenal sebagai penyakit Panama, terjadi ketika jamur memasuki tanaman melalui akar, menempati sistem pembuluhnya, dan menghalangi aliran air dan nutrisi ke buah. Hal ini menyebabkan tanaman layu, dan akhirnya mati.

Ini bukan wabah Fusarium pertama yang mengancam pisang.

"Jenis pisang yang kita makan hari ini tidak sama dengan yang dimakan kakek-nenek Anda. Pisang-pisang tua itu, pisang jenis Gros Michel, secara fungsional telah punah, menjadi korban wabah Fusarium pertama pada 1950-an," jelas Li-Jun Ma, seorang profesor biokimia dan biologi molekuler di Universitas Massachusetts Amherst dan penulis senior dari sebuah studi terkini tentang Foc TR4, dalam sebuah pernyataan.

Jutaan tanaman pisang Gros Michel di Amerika Tengah hancur selama paruh pertama abad ke-20 oleh sejenis Fusarium yang dikenal sebagai Foc ras 1 (R1). Tanaman-tanaman ini kemudian digantikan oleh varietas yang tahan terhadap R1, pisang Cavendish. Namun, pada pergantian abad ke-21, kebangkitan FWB yang disebabkan oleh galur yang berbeda, Foc ras tropis 4 (TR4), mulai mengancam industri pisang sekali lagi.

TR4 diduga berasal dari Indonesia dan Malaysia, tetapi sejak itu telah menyebar jauh dan luas, termasuk ke Kolombia (pada 2019) dan Peru (pada 2021), yang merupakan wilayah pengekspor pisang Cavendish terbesar di dunia.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement