“Kami tidak tahu banyak tentang virus ini, tapi saya pikir virus ini bisa berguna sebagai cara untuk mengurangi pencairan es yang disebabkan oleh pertumbuhan alga,” kata penulis pertama Laura Perini dari Departemen Ilmu Lingkungan di Universitas Aarhus dalam sebuah pernyataan yang dilansir IFL Science.
“Seberapa spesifiknya dan seberapa efisiennya, kami belum tahu. Namun dengan mengeksplorasinya lebih jauh, kami berharap dapat menjawab beberapa pertanyaan tersebut.”
Tim mengumpulkan sampel dari berbagai habitat salju dan es di lapisan es Greenland, termasuk es gelap, inti es, salju merah dan hijau, dan lubang leleh (cryoconite), sebelum menganalisis DNA dan mencari gen penanda virus raksasa tertentu. Di hampir semua sampel, mereka menemukan urutan yang cocok dengan virus raksasa yang diketahui.
Untuk memastikan ini berasal dari virus aktif dan bukan mikroba yang sudah lama mati, para peneliti juga mengekstraksi messenger RNA, atau mRNA – molekul beruntai tunggal yang berisi instruksi dari DNA yang mengarahkan sel untuk membuat protein – dari sampel.
“Pada total mRNA yang diurutkan dari sampel, kami menemukan penanda yang sama dengan total DNA, jadi kami tahu mereka telah ditranskripsi,” jelas Perini. “Artinya virus-virus tersebut hidup dan aktif di atas es.”