JAKARTA - Selama ini kura-kura dianggap sebagai hewan yang memiliki umur panjang, karena mampu hidup selama ratusan tahun. Sayangnya, hal tersebut tidak sepenuhnya benar, karena hewan paling lama hidup di bumi sebenarnya adalah ubur-ubur.
Dia adalah ubur-ubur Turritopsis Dohrnii, atau bisa disebut juga sebagai ubur-ubur abadi. Saking lamanya mereka hidup, ubur-ubur ini tampaknya bisa lepas dari kematian, sebagaimana dihimpun dari Science Focus pada Kamis (3/8/2023).
Yang lebih mengesankan lagi adalah, ubur-ubur Turritopsis Dohrnii telah mengambang di lautan jauh sebelum dinosaurus punah, atau sekitar 66 juta tahun yang lalu. Satu hal yang membuatnya mati lebih dini adalah karena dimangsa oleh predator seperti hiu.
Lamanya durasi hidup ubur-ubur Turritopsis Dohrnii adalah karena mereka dapat memutar kembali siklus biologisnya saat terluka atau di ambang kelaparan. Artinya, mereka bisa hidup selamanya, meskipun ukurannya sendiri hanya berdiameter tiga milimeter.
Saat kelaparan, terluka, atau di perairan yang terlalu dingin atau panas, Turritopsis Dohrnii dewasa akan menjatuhkan dirinya ke dasar laut dan berubah menjadi gumpalan kecil jaringan (dikenal sebagai kista). Ini dilakukan agar dia bisa hidup lebih lama.
Ini adalah kemampuan yang dikenal sebagai transdifferensiasi. Menurut Dr Maria Pia Miglietta, profesor di Texas A&M University di Galveston, siklus hidupnya bisa terus berputar dari semula hingga dewasa dalam waktu 3 hari.
“Dalam kista, sel dewasa dapat menjadi sesuatu yang dibutuhkan polip dan kemudian, yang terpenting, berintegrasi kembali ke dalam organisme. Hanya dalam dua hingga tiga hari, medusa dapat bermetamorfosis kembali menjadi polip," ungkapnya.
Mekanisme pasti di balik transdifferensiasi ini masih menjadi misteri bagi para ilmuwan. Namun, seperti yang dijelaskan Miglietta, jawabannya kemungkinan besar akan ditemukan dalam DNA ubur-ubur, mengingat DNA lah yang memprogram sel atau gen tertentu.
"Ini pasti ada hubungannya dengan DNA. Saat ini, kami ingin memahami jenis gen apa yang diaktifkan di dalam kista. Karena kami pikir itu adalah gen yang terlibat dalam regenerasi dan kemampuan untuk lolos dari kematian," jelasnya.
(Muhammad Pratama Supriyadillah)