Kapal selam Titan sama sekali tidak mengirimkan pesan ke komputer penerima pesan. Awalnya dia mencoba berpikir positif karena beberapa kru dari OceanGate mengatakan komunikasi kerap bermasalah. Kondisi kedalaman lautan yang sering berubah membuat proses pengiriman pesan kerap tertunda.
Kalau pun tidak ada komunikasi selama lebih dari sejam, maka penyelaman akan dibatalkan. Setelahnya kapal selam Titan akan melakukan protokol penyelamatan dengan muncul ke permukaan.
Hanya saja setelah lebih dari sejam, sama sekali tidak ada pesan yang terkirim. Tidak ada juga penampakan kapal selam yang muncul ke permukaan. "Saya terus menatap permukaan laut, berharap saya benar-benar melihat kapal selam itu muncul," ujar Christine Dawood.
Detik demi detik berlalu kapal selam Titan tidak pernah muncul lagi. Malahan perasaan Christine Dawood dan anak perempuannya yang makin tenggelam karena kecamuk berkepanjangan melihat suami dan anaknya tidak kembali. Berhari-hari dia hanya bisa mematung dan berharap ada keajaiban. Berdoa agar kedua orang tersayangnya bisa kembali muncul ke permukaan.
Hatinya langsung hancur lebur saat empat hari kemudian ihak otoritas yang melakukan pencarian mengumumkan bahwa kapal selam Titan meledak dan hancur berantakan karena implosi. Peristiwa tragis itu diyakini langsung menewaskan kelima orang penumpang kapal selam Titan. Termasuk Sahzada Dawood dan Suleman Dawood.
Christine Dawood tidak pernah menyangka, Samudra Atlantik justru jadi tempat terakhir dia melihat suami dan anaknya menyelam ke dasar lautan. Pergi dan tidak pernah kembali lagi.
(Martin Bagya Kertiyasa)